Dugaan Pemotongan Gaji Guru SMK, Kepsek: Oknum Guru Tak Penuhi Kewajiban

Reporter: Mochamad Nur Rofiq

blokTuban.com - Beredar santer ada isu pemotongam gaji guru dan karyawan SMKN 1 Singgahan, Kabupaten Tuban. Lantaran merasa keberatan, guru mengeluh dan mengrim surat mosi tak percaya ke Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur.

Ketika dikonfirmasi blokTuban.com, Kamis (8/2/2018), Kepala Sekolah SMKN 1 Singgahan, Wahjoe Djatmiko menerangkan jika itu bukan pemotongan, namun penahanan saja. Sebab, empat orang guru (2 GTT dan 2 PNS) tidak melakukan kewajiban semestinya sebagai seorang pendidik.

"Itu bukan kami potong, tapi kami tahan lantaran tidak membuat perangkat pembelajaran (RPP) selama dua semester. Toh, jika kewajiban itu dipenuhi semua gaji pasti dibayarkan," ujar Kepala Sekolah ketika dihubungi blokTuban.com melalui ponselnya, Kamis sore (8/2/2018).

Ditegaskan kepala sekolah, yang mendapatkan penahanan gaji bukan semua guru, namun hanya empat orang (jumlah gaji yang ditahan Rp10.000 dan ada yang Rp50.000).

Sebelum dilakukan penahanan gaji, pihak sekolah mengaku juga telah melakukan teguran melalui surat resmi. Teguran itu sejak akhir Desember 2017 seharusnya RPP sudah dikumpulkan sebagai sarana persiapan mengajar di semester ini (genap).

Namun hingga Januari akhir, guru tersebut kata kepala sekolah, belum juga mengumpulkan RPP. "Hingga tanggal 20 Januari belum juga mengumpulkan, akhirnya dirapatkan dengan semua pihak sekolah untuk diberikan surat teguran," tegasnya.

Saat itu juga, menurut pengakuan kepala sekolah sudah dijelaskan kepada yang bersangkutan untuk segera menyelesaikan dan mengumpulkan RPP pasti haknya akan didapatkan secara penuh.

"Kalau mengajar tanpa RPP sama dengan tidak mengajar, anak-anak mau diajar pakai apa. Kalau nanti ujian nasional anak bisa kena imbasnya," tegasnya.

Dengan adanya peristiwa ini, pihak sekolah akan melakukan bimbingan serius kepada guru itu. Sehingga tidak ada lagi gejolak seperti ini lagi.

Sementara dihubungi terpisah, Edi Sukarno, selaku Kepala Cabang Dinas Pendidikan Wilayah Kabupaten Tuban, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur menuturkan, pihaknya sedang tidak ada di Tuban. Mengetahui kejadian ini, pihaknya akan mengecek untuk dipelajari permasalahannya.

"Maaf saya masih Diklat di Surabaya, selama dua minggu. Akan kami cek dan pelajari dulu ya," jawabnya melalui keterangan tertulis yang diterima wartawan media ini. [rof/col]