Punk dalam Perspektif Al-Maun

Pengirim: Pemuda Muhammadiyah Tuban

blokTuban.com - Ketika banyak orang memarjinalkan anak-anak punk, tidak dengan Muhammadiyah. Melalui dakwah komunitas, Muhammadiyah mencoba merangkul mereka secara perlahan melalui hati ke hati. Melalui LDK PDM Tuban dan LDK PWM Jatim yang merupakan kepanjangan tanganuhammadiyah pada tingkatan pimpinan masing-masing mencoba untuk memberikan support bagi anak-anak punk.

Muhammadiyah yang merupakan gerakan dakwah yang berlandaskan teologi al-maun berusaha untuk memperhatikan mereka-mereka yang terpinggirkan. Kaum yang termarjinalkan oleh sistem bukan menjadi alasan Muhammadiyah untuk vakum. Jika semua elemen agama ini meninggalkan mereka, maka bukan tidak mungkin mereka akan meinggalkan agama.

Apa yang disiratkan oleh negara terhadap kaum marginal sampai hari ini belum pada konteks memanusiakan manusia. Masih banyak oknum-oknum yang menganggap kehadiran mereka hanyalah perusak suasana, perusak fasilitas umum dan lain-lain.

Masyarakat terlanjur menganggap anak punk sebagai anak anak yang dismoral. Padahal banyak sekali kegiatan anak-anak punk yang luput dari perhatian masyarakat seperti kegiatan berbagi dengan sesama, peduli terhadap lingkungan, atau menjaga ketertiban umum.

Muhammadiyah berusaha untuk merubah pandangan masyarakat bahwa mereka juga bagian dari masyarakat. Ada kalanya dalam masyarakat itu baik dan buruk, tidak melulu bahwa yang buruk itu punk. Dan tidak melulu yang baik itu bukan anak punk, bisa jadi anak punk juga baik.

Dalam teologi al-maun, memperhatikan mereka yang terpinggirkan secara sosial juga bagian dari memperhatikan orang miskin, miskin dalam arti sosial maupun dalam perspektif ekonomi. Maka janganlah kita menjadi bagian dari kaum yang mendustakan agama, mari kita merangkul mereka-mereka yang secara sosial termiskinkan, jauh dari perhatian negara. Agama Islam harus hadir.

"Melalui LDK, Muhammadiyah yang merupakan gerakan dakwah mencoba merangkul adik-adik punk. Setiap manusia yang dilahirkan pasti memiliki potensi masing-masing, termasuk adik-adik punk. Ketika mereka punya wadah untuk menyalurkan potensi, In syaa Allah mereka menjadi produktif dan mampu berperan di masyarakat" Kata H. Nurul Yakin, ketua PDM Tuban.

LDK mencoba hadir bukan sekedar mengajak dengan pendekatan agama saja, namun aspek sosial dan kesehatan. Penyalah gunaan narkoba oleh generasi muda mulai melemahkan bangsa ini. Hal ini dibuktikan dengan pernyataan presiden tentang Indonesia darurat narkoba.

"Pembinaan terhadap anak punk harus pelan-pelan, dengan melakukan pendekatan hati ke hati, harapannya mereka tidak terjerumus ke dalam lingkungan narkoba, sebab modus peredaran narkoba sangat beragam dan masif. Style boleh punk, tapi hidup harus tetap sehat. Generasi muda harus eehat, karena bangsa asing hari ini menjajah bukan dengan kekerasan, tapi dengan soft power, salah satunya melemahkan daya pikir melalui narkoba" Kata Ust. Arifin, ketua LDK PWM Jatim.

Dilain pihak, anak-anak punk ingin keberadaan mereka dianggap bukan sebagai perusak kedamaian. Banyak sekali kegiatan positif yang sudah mereka kerjakan, hanya saja tidak pernah diekspos ke masyarakat.

"Kami ingin masyarakat menilai bukan karena pakaian, kami tidak pernah rusuh, berbuat onor, tapi tiap kali ada yang rusuh dan onar, kami yang selalu jadi sasaran. Tolonglah aparat keamanan membuka mata, jangan jadi buta demi kepentingan semata" Kata Anip, salah satu anak punk yang mengikuti kegiatan LDKMu di Masjid Darussalam Tuban hari Ahad 4 februari 2018.