Angka Perceraian Meningkat Setelah Tahun Baru

Reporter: -

blokTuban.com - Tidak ada yang menginginkan perceraian muncul dalam pernikahan. Namun, terkadang keadaan membuat perpisahan ini sulit dihindari. Yang menarik, ternyata banyak perceraian terjadi setelah liburan Tahun Baru.

Sebagian besar pengacara di Inggris menyebutkan bahwa 8 januari dijuluki sebagai 'Hari Perceraian'.  Relate, salah satu organisasi terbesar yang mengkhususkan diri pada konseling dan dukungan pernikahan di Inggris, mengungkapkan bahwa mereka menerima panggilan terbanyak pada bulan Januari karena masalah dalam perkawinan menjelang Natal.

Menurut data yang dianalisis oleh layanan dukungan perceraian Amicable, lebih dari 40.500 orang akan mencari tahu "perceraian" secara online pada bulan Januari. Hal ini terjadi karena hubungan pernikahan itu sudah mencapai titik kritis sejak bulan Desember.

Januari tahun lalu, Relate menerima kenaikan panggilan hingga 24 persen mengenai fenomena ini dibandingkan dengan bulan lainnya. Bulan ini adalah waktu yang sibuk bagi para pengacara untuk menangani perceraian.

Charlotte Leyson, pendiri firma Lux yang berbasis di Cardiff, Inggris, menjelaskan bahwa dia dan rekan-rekannya biasanya banyak menerima kasus perceraian usai liburan akhir tahun, tepatnya pada bulan januari ini.

Charlotte Leyshon pernah menerima panggilan dari seorang istri pada Hari Natal setelah dia menemukan nota pembelian berlian Rolex yang ternyata ditujukan untuk wanita lain.

"Satu dari lima orang di Inggris berada dalam 'hubungan yang tertekan, kami akan mendorong siapa saja yang bermasalah dengan pasangan mereka untuk mencari dukungan sedini mungkin," tambahnya.

Banyak faktor yang menyebabkan hancurnya sebuah pernikahan, terkadang memasang harapan yang terlalu tinggi juga bisa memicu perceraian.

Di Indonesia, dalam beberapa tahun terakhir muncul fenomena perceraian terjadi karena kecemburuan di media sosial. Padahal, sebelumnya alasan ekonomi menjadi penyebab utama hancurnya pernikahan.

*Sumber: kompas.com