Maksimalkan Peran Santri, Assalam Gelar Class Meeting

Reporter: Mochamad Nur Rofiq

blokTuban.com - Kegiatan positif usai berakhirnya imtihan (Ujian) semester gasal berupa Class Meeting sangat dinanti santri. Sebab, berbagai agenda dan kegiatan lomba menarik antar santri di setiap kelas akan tersaji dalam kegiatan tersebut.

Class meeting selain untuk mengisi waktu setelah kegiatan belajar mengajar selesai, juga sebagai ajang mempertemukan santri dari berbagai jenjang untuk berkompetisi dalam berbagai perlombaan.

Kulliyatul Muallimin Walmuallimat Al Islamiyah (KMI) Assalam Bangilan Putri melalui Organisasi Santri Pondok Pesantren Assalam (OSPA)-nya pun menyelenggarakan class meeting bertajuk 'Ramayana 2017 (Performa Maha Seni Karya Akbar Santriwati Assalam )'.

"Dengan adanya class meeting yang di awali hari ini, Kamis (14/12/2017) bertujuan untuk memupuk dan memajukan kreasi serta talenta santri Assalam," terang ketua panitia class meeting, Dian Masruroh.

Santriwati kelas 5 KMI Assalam itu menambahkan, kegiatan tersebut akan digelar dalam beberapa bentuk perlombaan. Di antaranya, lomba bidang pengetahuan agama, olahraga, dan seni keislaman.

Kegiatan tersebut dinilai bisa dikatakan kegiatan paling menyenangkan selama satu semester menempuh studi. Semangat santriwati berlomba berkobar begitu tersirat dari tampilannya.

"Selain itu, dalam class meeting juga mendidik santri menjunjung tinggi sportifitas dan kejujuran," tandasnya.

Sementara itu, Direktur KMI Assalam Bangilan, KH. Yunan Jauhar menuturkan, kegiatan santri di pondok pesantren selama 24 jam akan menentukan nilai raport pondok secara umum.

Kurikulum pondok pesantren beber beliau, mulai bangun tidur termasuk mata pelajaran, berangkat tidur termasuk kurikulum, membangunkan anak termasuk kurikulum, keliling malam termasuk kurikulum, berpramuka termasuk kurikulum, berorganisasi termasuk kurikulum pondok pesatren assalam.

"Pelajaran umum seperti matematika, fisika, fiqih, hadits juga termasuk kurikulum. Oleh karena itu totalitas Pondok ini yang menentukan raport pondok pesantren Assalam secara umum dan secara detail," ulas Abah Yunan, begitu ia disapa.

Pihaknya berharap, santri Pondok Pesantren Assalam harus bisa menjadi benteng dari upaya penghancuran Islam (De-Islamisasi), mengisolasi Islam, pemojokan dan peminggiran tuntunan-tuntunannya. Santri harus mampu berpijak pada inti amanatnya yaitu Islamisasi kehidupan menuju ridho Allah SWT.

“Pesantren benteng moral, santri lah yang melawan penjajah dan penjajahan. Demikianlah sejarah mencatat," pungkasnya. [rof/ito]