Hingga Kini, Sosialisasi Pengosongan Lahan Kilang Belum Jelas

Reporter: Mochamad Nur Rofiq

blokTuban.com - Groundbreaking Kilang Tuban direncanakan pada tanggal 3 Juli 2017. Kendati begitu, Pertamina (persero) belum melakukan sosialisasi pengosongan lahan.

Berdasarkan informasi yang dihimpun blokTuban.com menyebutkan, ada empat desa di Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban, Jawa Timur yang akan berdampak dengan rencana ini. Peletakan batu pertama di proyek Grass Root Refinary (GRR) Tuban tersebut, rencananya akan dilakukan langsung oleh Presiden RI Joko Widodo (Jokowi).

"Terhitung 29 hari sebelum Groundbreaking Kilang Tuban, Pertamina (persero) belum melakukan sosialisasi," ujar Kabag Humas dan Protokol Setda Tuban, Agus Wijaya, Senin (5/6/2017).

Semula, Groundbreaking Kilang Tuban dijadwalkan bulan Mei. Informasi itu diterima Forum Komunikasi Pimpinan Kecamatan (Forkopimcam) Jenu, saat rapat finalisasi tali asih di Jakarta beberapa waktu lalu.

Sebelum itu dimulai, Pertamina- Rosneft Oil Company Rusia berencana melakukan pengosongan lahan terlebih dahulu. Hanya saja sampai awal bulan Juni, sosialiasi tersebut belum dilakukan terhadap 779 petani dari Desa Wadung, Mentoso, Rawasan, dan Kaliuntu, Kecamatan Jenu.

Meskipun Jokowi dijadwalkan datang ke Tuban awal Juli, tapi ratusan petani kini masih tenang menggarap ladangnya yang status awalnya milik Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). Setelah ada program Kilang Nasional, lahan seluas 326.297 hektare (Ha) langsung diambil alih Pertamina.

Belum adanya jadwal sosialisasi pengosongan lahan juga dibenarkan, Sekretaris Camat Jenu, Suwoto. Pria yang hobi olahraga sepatu roda ini, juga tak sabar ingin pengosongan lahan dilakukan.

"Pada saat itu 779 petani bakal menerima tali asih Rp20 juta per hektare," sambungnya.

Beberapa waktu lalu, Vice President Corporate Communication Pertamina, Wianda Pusponegoro dalam siaran persnya menjelaskan groundbreaking Kilang Tuban paling cepat dijadwalkan bulan Juli 2017.

Saat ini proyek dengan investasi USD 13 miliar itu, masih dalam tahap studi kelayakan dasar analisis mengenai dampak lingkungan (Amdal). Dalam hal ini, Pertamina memiliki saham 55 persen, dan sisanya 45 persen milik Rosneft. [rof/col]