Pengerajin Gerabah Nilai Rest Area Kurang Efektif

Reporter: Dwi Rahayu

blokTuban.com - Sebagian besar pengerajin gerabah asal Desa Ngadirejo, Kecamatan Rengel, Kabupaten Tuban menilai penjualan hasil gerabah di Rest Area kurang efektif.

Ketua kelompok pengerajin setempat, Agus Arfianto mengatakan, sempat ada tawaran untuk memajang produksi gerabah warga pada etalase di Rest Area. Namun hal tersebut urung disetujuinya. Sebab gerabah Ngadirejo diakui Arif, memiliki pasar sendiri untuk jenis perlatan rumah tangga, seperti cobek, layah, pot dan kuali kecuali perabot bersifat pajangan.

"Kalau dipajang di sana (Rest Area, red) lama lakunya. Nanti yang punya barang koar-koar minta uang padahal belum laku," tutur Arif kepada blokTuban.com.

Belum lagi, kata Arif, harga jual yang jauh dari harga asal mempengaruhi tingkat penjualan. Ketika warga setempat misalnya biasa menjual gerabah dengan harga Rp100.000, jika ditaruh di Restoran Area harga bisa jadi mencapai Rp300.000.

Selama ini, terlebih pasca banjir tahun lalu produksi gerabah cukup tersendat. Sebab cuaca yang kurang mendukung produksi mengakibatkan pasokan gerabah minim.

"Permintaan gerabah seperti layah banyak, setiap hari bisa-bisa stok belum mencukupi," kata salah seorang pengepul gerabah, Suparlan. [dwi/rom]