Kerajinan Gerabah Tumpuan Ekonomi Warga Ngadirejo

Reporter: Dwi Rahayu

blokTuban.com - Kerajinan gerabah turun temurun yang hingga saat ini masih berdenyut di tengah masyarakat Desa Ngadirejo, Kecamatan Rengel, Kabupaten Tuban menjadi salah satu tumpuan ekonomi utama warga setempat.

Sebagian wilayah desa yang memiliki luas 2,75 hektare tersebut berada di bantaran sungai Bengawan Solo. Praktis, selain sisi pertanian, pekerjaan menjadi perajin gerabah menjadi penopang pergerakan ekonomi warga Ngadirejo dengan melimpahnya bahan baku tanah liat di pinggiran bengawan.

Kepala Desa Ngadirejo, Kasturi kepada blokTuban.com mengatakan, wilayah desa setempat dibagi tiga dusun yakni Dusun Jetis, Gemblo dan Tawangsari. Jumlah perajin sebagian besar berpusat di Dusun Jetis.

Dulu, kata Kasturi tiap dusun memiliki jenis kerajinan gerabah masing-masing. Dusun Tawangsari terkenal dengan produksi genting. Tidak kalah, Dusun Jetis produktif dengan peralatan dapur dari tanah liat, seperti cobek, kuali dan lainnya. Sementara Dusun Gemblo masyhur akan gentong dan jamban besarnya.

"Kerajinan gerabah sudah ada sejak lama, barang kali sebelum tahun 1950," kata Kasturi, Kamis (29/9/2016).

Produksi kerajinan gerabah pada puncaknya terjadi pada musim kemarau. Sebab, pada musim tanam tiba, seperti saat-saat ini sebagian waktu dibagi dengan kegiatan di bidang pertanian. Pada momen yang sebagian besar waktu diluangkan untuk memproduksi gerabah setiap hari mampu memenuhi satu mobil L300 atau pick up.

Seiring berjalanannya waktu dilakukan pengorganisiran perajin gerabah Ngadirejo dengan dibentuk kelompok. Kelompok perajin tersebut bertujuan untuk memudahkan penyaluran bantuan dan pemberian pelatihan.

Ketua kelompok yang dinamakan Rajawali Tuban, Agus Arfianto mengaku produksi gerabah asal Ngadirejo acap kewalahan memenuhi permintaan pasar. Permintaan pasar sejauh ini didominasi perabot rumah tangga dari gerabah.

"Hampir dipastikan berapa pun produksi gerabah akan laku," terang Arif. [dwi/col]