Warga Kediri Kembangkan Ayam Petelur di Singgahan

Reporter: Mochamad Nur Rofiq

blokTuban.com - Peternak ayam petelur asal kota Kediri mulai bidik daerah Kecamatan Singgahan. Pihaknya tertarik mengembangkan peternakan unggas tersebut lantaran daerah yang berada di Tuban bagian selatan kaya akan kandungan cadangan oksigen.

"Peternakan ayam petelur di Singgahan sangat bagus, karena alamnya masih alami dan banyak pepohonan," ujar Suripto (48) peternak asal Kediri di Dusun Pandean, Desa Mulyorejo Singgahan, Senin, (29/8/2016).

Ia melakukan hal itu berdalih untuk memenuhi kebutuhan telor di wilayah tersebut. Dikatakannya, sebelum menuangkan ilmunya di bumi wali sebutan kota Tuban, Suripto beberapa waktu lalu menimba ilmu terlebih dahulu di daerahnya.

"Saya mulai awal pengembangan dengan 275 indukan," imbuhnya.

Setelah tiga bulan berjalan, kini Suripto mulai melakukan pemekaran kandang. Ia menyebutkan, sebanyak 175 indukan yang berumur satu tahun bisa menghasilkan 150 telur perharinya. Sedangkan untuk 100 ekor sisanya, indukan berusia 7 bulan menghasilkan rata-rata 90 sampai 97 butir telur perhari.

"Sangat bagus perkembanganya, bisa tembus 90 persen," tandasnya.

Lebih lanjut ia menuturkan, kalau ayamnya rutin bertelur seperti saat ini, tak menutup kemungkinan peternakannya akan cepat berkembang dengan pesat. Faktor alam turut mendukung tingginya produksi, sebab di sisi kandang masih banyak tumbuhan hijau.

"Inilah yang membedakan hasil telur ayam di Singgahan dengan di daerah lain," ucapnya.

Eneng (53) pengikut bisnis ternak ayam petelur menambahkan, pihaknya sebagai warga pribumi Kecamatan Singgahan merasa terbantu dengan hadirnya peternak asal kediri itu. Hingga kini, pria yang sebelumnya sebagai buruh tani itu ikut menikmati hasil ternak ayam bukan ras (buras) itu.

"Saya cukup terbantu, ini akan terus saya kembangkan," timpal peternak asal Pandean, Mulyorejo kepada blokTuban.com di kandangnya.

Lebih lanjut, ia katakan bahwa pendapatannya cukup besar dibandingkan sebelumnya saat jadi buruh tani. Secara rinci biaya yang dikeluarkan Rp450 per ekor. Jika di kalkulasi dari 275 ekor perhari harus mengeluarkan biaya Rp123.750. Sedangkan dari semua ayam jika bertelur mendapatkan 14 kg telur. Harga jualnya rata-rata Rp17.000 perkilonya, jadi total perhari Rp238.000. "Sudah bisa dihitung hasilnya," tandasnya.

Menurutnya, masih jarangnya pengusaha ternak ayam petelur di desa Mulyorejo merupakan potensi yang bagus untuk memulai membuka usaha. [rof/rom]