Rumah Rusak, Korban Terima Bantuan Perlengkapan Bayi

Repoter: Dwi Rahayu

blokTuban.com - Ada hal ganjil dalam pemberian bantuan yang diterima warga korban puting beliung di Dusun Bentengrowo, Desa Sumberejo, Kecamatan Rengel. Mereka mendapat bantuan perlengkapan bayi, meski tidak satupun dari korban memiliki bayi.

Bantuan yang diterima korban dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tuban, Selasa kemarin (15/12/2015) berupa tikar, sembako, selimut dan satu tas berlabel Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan juga perlengkapan bayi.

Salah seorang warga penerima bantuan, Muksodah (44) mengatakan, ia tidak memiliki bayi ataupun anak kecil, tetapi heran mendapat bantuan perlengkapan bayi. "Semua (warga penerima bantuan,red) pada heran. Bukan bantuan perlengkapan bayi yang kita butuhkan saat ini, yang penting perbaikan rumah," terang Muksodah.

Keterangan dari penerima bantuan lain, Nisri (50), mengaku mendapat bantuan yang sama, dan juga termasuk perlengkapan bayi. Selama ini dirinya tinggal bersama suami dan anaknya yang sudah menginjak remaja.

"Walaupun perlengkapan bayi tidak ada gunanya untuk saat ini, ya diterima saja, masa mau dikembalikan," kata Nisri.

Rumah Nisri, merupakan salah satu yang terparah diterjang puting beliung. Dari depan hingga belakang rumah, sebagian besar atap dan konstruksi bangunan rusak.

"Kondisi dapur tidak memungkinkan untuk digunakan, sekadar memasak pun tidak bisa. Sejauh ini untuk mengisi perut sekeluarga, ia menumpang masak di rumah tetangga yang juga korban puting beliung," keluh Nisri.

Seperti diberitakan sebelumnya, Angin puting beliung yang terjadi di Dusun Bentengrowo, Desa Sumberejo, Kecamatan Rengel, menerjang 11 rumah warga, pada Selasa (15/12/2015). Diperkirakan hujan deras terjadi pada pukul 14.30, kemudian disusul angin ribut. Kekuatan angin yang begitu besar dan mendadak merusak atap dan merobohkan beberapa bangunan rumah warga.

Menurut Kepala Desa Sumberejo, Suhadi, selain sebelas rumah terdapat pula dua kandang dan satu bengkel rusak. "Kerugian sementara ini diperkirakan mencapai Rp25 juta," jelas kades. [dwi/rom].