Kisah Pria di Tuban Sejak 1990 Dekat dengan Lebah, Sebulan Hasilkan Madu 1 Kwintal

Reporter : Ali Imron 

blokTuban.com - Tidak semua jenis lebah berbahaya bagi manusia. Biasanya lebah yang dimusnahkan di Kabupaten Tuban adalah jenis tawon Ndas atau yang suka menyengat siapapun yang mendekatinya. 

Manusia ternyata bisa berteman dengan lebah. Bahkan pertemanannya dimulai sejak tahun 1990 sampai sekarang. Pria tersebut bernama Akrb Muji Wibowo (53). Dia melakoni usaha ternak lebah di tengah hutan. 

Lokasi ternak lebah milik Akrib berada di kawasan hutan RPH Merakurak, Desa Tuwiri Wetan, Kecamatan Merakurak, Tuban di bawah binaan Perhutani setempat.

Di lokasi tersebut terdapat 200 kotak yang dihuni oleh ribuan lebah penghasil madu. Dalam sebulan kurang lebih 1 kwintal madu dihasilkannya. 

Akrib menjelaskan, dalam satu kotak sarang lebah terdapat seekor ratu lebah dengan beberapa lebah pejantan. Ditambah 1.000 lebih lebah pekerja sehingga mampu menghasilkan madu maksimal. 

"Di sini 50 kotak, dan sisanya saya taruh di kawasan bunga randu, hutan Jawa Tengah," ungkap Akrib dikutip dari Tubankab, Sabtu (27/5/2023). 

Menurutnya, beternak madu cukup menjanjikan terlebih bertujuan untuk merawat hutan dengan membantu mengoptimalkan pembuahan bunga di setiap pohon yang ada di hutan melalui serbuk sari dari proses pengambilan nektar oleh lebah. Dengan proses pembuahan yang sempurna, maka akan menambah produktivitas pohon.

"Lebah ini sangat membantu pembuahan bunga tanaman melalui serbuk sari. Mereka terbang memutar 1 sampai 3 kilometer untuk cari makan. Karena proses pembuahan serbuk sari sempurna.  Yang awalnya satu pohon menghasilkan hanya 1 ton, karena ada lebah ini bisa 1,5 ton buahnya," ucapnya.

Hal ini juga telah menyadarkan masyarakat sekitar hutan bahwa menjaga tanaman atau pohon di hutan tetap lestari adalah sebuah kewajiban. Melalui ternak lebah hutan ini, ia mengedukasi masyarakat hutan selain beternak dan menghasilkan uang, harus memiliki hubungan yang harmonis dengan tumbuhan yang ada di hutan, di mana sebagai bahan pangan utama dari lebah.

"Jadi seperti hubungan simbiosis mutualisme, kalau mau panen madu banyak, ya kita harus merawat tumbuhan yang ada di sekitar hutan," ujarnya.

Usaha ternak lebah penghasil madu multiflora ini juga membuka pengobatan gratis. Sudah sejak awal ia berniat untuk membuat manfaat lain dari ide usahanya dengan nama kawasan peternakan lebah miliknya dengan Pusat Edukasi dan Budidaya Lebah "Aroem Madu Rimba".

Pasien yang datang ke Akrib sudah lintas provinsi. Usaha mengedukasi masyarakat juga telah berkembang mulai rombongan perusahaan, BUMN, kantor pemerintah, hingga siswa-siswi sekolah.

"Sudah banyak tamu mbak yang berobat dan memang mau berwisata edukasi, ada dari Jombang, Jakarta, dan banyak lagi," tuturnya.

Bagi yang berminat untuk membeli madu, untuk ukuran 150 ml dibandrol harga Rp 50 ribu. Botol lebih besar ukuran 600 ml, seharga Rp 120 ribu.

Saat ini, lebah yang ada di peternakan miliknya mengonsumsi nektar dari buah kelengkeng, yang memang ada di sekitar hutan kawasan tersebut. Ke depan, jenis tanaman produktif akan ia tanam lebih banyak seperti bunga matahari, sehingga selain menghasilkan madu multiflora lebih enak juga ikut menghijaukan hutan sekitar. [Ali]

 

Temukan konten blokTuban.com menarik lainnya di GOOGLE NEWS