Sejarah dan Tradisi Kelurahan Kutorejo Tuban, Produsen Jajanan Wingko di Tuban Kota

Kontributor ; Nur Qur'ani Mulia 

blokTuban.com - Kutorejo merupakan kelurahan di Kecamatan Tuban Kabupaten Tuban. Di mana Kutorejo termasuk kelurahan yang belum terisi dengan lurah, jadi sementara yang menjabat yaitu Plt (Pelaksana Tugas) yaitu Ninik Suntarini. Wilayah ini terdiri dari 4 Rukun Warga (RW) dan 13 Rukun Tetangga (RT).

Menurut Andri Basuki (55 tahun) selaku Pelayanan Umum Kelurahan Kutorejo mengatakan, terkait sejarah Kelurahan Kutorejo bahwa pada saat itu terdapat tokoh terdahulu bernama Mbah Berkulo yang dahulunya babat alas di daerah Kutorejo sampai akhir hayatnya. Hingga kini peninggalan yang masih ada yaitu adanya Makam Mbah Berkulo, tepatnya di Gg. 3 Kelurahan Kutorejo.

Selain Makam Mbah Berkulo, Kelurahan Kutorejo juga memiliki tempat bersejarah lainya yaitu terdapat Wisata Religi Makam Sunan Bonang dan Wisata Pantai Boom.

“Kalau adanya Makam Sunan Bonang ini terjadinya itu setelah adanya Makam Mbah Berkulo itu, kalo benda bersejarahnya itu semua sudah disimpan di Museum Tuban termasuk watu tiban,” Ujar pria 55 tahun tersebut kepada blokTuban.com, Selasa (23/05/2023).

“Kalau dari nama Kutorejo itu memang ada pendukuhan Kuto, jadi mungkin dari nama dukuh tersebut dan karena memang letaknya juga di tengah kota. Tapi ini menurut saya pribadi mbak, karena memang saya kurang tau persis cikal bakal dinamakam Kutorejo karena sudah lampau juga” Imbuhnya.

Sunan Bonang memiliki nama asli Syekh Maulana Makdum Ibrahim merupakan salah satu walisongo penyebar agama Islam yang dimakamkan di Tuban, tepatnya di Dukuh Kauman, Kelurahan Kutorejo, Tuban. Hingga kini makam tersebut dijadikan sebagai wisata religi yang banyak dikunjungi para wisatawan atau peziarah dari berbagai kota.

Selain Makam Sunan Bonang, tempat bersejarah lainya yaitu Pantai Boom yang terletak di Kelurahan Kutorejo, Kabupaten Tuban. Di mana pantai ini merupakan tempat wisata yang cukup bersejarah. Pasalnya pantai tersebut dahulunya merupakan pelabuhan pada masa kerajaan majapahit serta menjadi jalur utama dalam sebuah perlintasan, perdagangan, dan pelayaran kerajaan Singasari dan Majapahit.

“Pantai Boom itu dulu pelabuhan yang paling besar di Tuban pada zaman kerajaan Majapahit,” Ujarnya.

Adapun terkait tradisi dahulunya di Kelurahan Kutorejo terdapat tradisi manganan atau sedekah bumi pada tiap pemakaman. Akan tetapi, semenjak terdapat Makam Sunan Bonang tradisi tersebut berhenti dan digantikan dengan tradisi Haul di Makam Sunan Bonang.

Tak hanya itu tradisi yang cukup terkenal yaitu adanya bubur suro yang menjadi andalan Kelurahan Kutorejo setiap tahun sekali pada saat Ramadhan. 

“Bubur ini juga sudah lama menjadi tradisi sejak tahun berapa saya lupa, pokonya harus dengan antri dan bumbunya itu dengan rempah-rempak khas Arab dengan daging kambing. Ada juga bubur suro tapi bahannya dari daging sapi itu di Bonang,” Jelasnya.

Di sisi lain terkait potensi Kelurahan Kutorejo kebanyakan dari UMKM produk Home Industri dari berbagai macam jenis, seperti wingko, lemper biasa, lemper bakar, roti maryam, apem, pukis, dan masih banyak lagi.

“Iya sebagian besar potensi Kutorejo ini dari UMKM di sini ada wingko dan itu dulu sebelum covid-19 kita sempat kirim ke Lamongan, Bojonegoro, dan Gresik. Tapi semenjak covid-19 itu berhenti kirim mbak, tapi sampai saat ini wingko ini juga menjadi produk unggulan kami,” Sambung Ninik Suntarini selaku Plt Kelurahan Kutorejo.

Diketahui mayoritas mata pencaharian penduduk Kutorejo yaitu pedagang. Sedangkan mayoritas agama penduduk yaitu Islam.

“Nah di Kutorejo ini walaupun belakang ini sudah laut, tapi untuk penduduk sini bukan nelayan yang nelayan hanya ada satu yang lain semuanya pedagang,” tutupnya. [Lia/Ali]

 

Temukan konten blokTuban.com menarik lainnya di GOOGLE NEWS 

 

*: Penulis merupakan mahasiswa Universitas Trunojoyo Madura yang magang di kantor redaksi blokTuban.com di Jalan Pramuka II No.19 kelurahan Sidorejo, Tuban.