Cerita Wantini, Perempuan Asal Tuban Produksi 3,5 Kuintal Krupuk Rambak Per Hari

Kontributor : Nur Qur'ani Mulia*

blokTuban.com - Kerupuk rambak atau biasa disebut dengan kerupuk jangek adalah kerupuk yang terbuat dari kulit sapi atau kerbau yang diolah dengan diberi bumbu rempah dan penambah rasa.

Kerupuk merupakan salah satu jenis cemilan atau makanan yang cukup digemari masyarakat yang dapat dijadikan sebagai pelengkap makanan.

Salah satu rekomendasi kerupuk rambak yang dapat kalian coba yaitu kerupuk rambak hasil produksi salah satu warga Tuban. Tepatnya di Jl. Kedaton, Desa Leran Kulon, Kecamatan Palang, Kabupaten Tuban. 

Wantini (57 tahun) selaku pemiliki usaha kerupuk rambak mengaku sudah berjualan selama 23 tahun terhitung sejak tahun 2001.

Usaha yang ia bangun ternyata sempat mengalami jatuh bangun hingga kini usahanya dapat dikenal masyarakat dan mulai berjalan lancar pada tahun 2017 silam.

“Alasanya dulu karena ekonomi suami terdesak mbak, lalu saya punya inisiatif bikin kerupuk. Dulu hanya bikin 5 kg akhirnya banyak yang beli kemudian saat ini sudah meluas di daerah Tuban. Pernah juga dulu diminta orang malaysia 2 ton,” ujar Wantini kepada blokTuban, Jumat (12/5/2023).

“Dulu sudah hampir mau gulung tikar karena melihat persaingan usaha kerupuk ini banyak sekali dan harga bahan pokok kerupuk juga terus naik, tapi sampai sekarang Alhamdulillah masih berjalan” imbuhnya.

Menurut Wantini, dulunya ia hanya mampu memproduksi kerupuk sekitar 5 kg saja hingga kini ia mampu memproduksi sampai 3.5 kuintal kerupuk yang dibantu sebanyak 9 pekerja dengan 5 orang pembuat kerupuk serta 4 orang bagian menjemur.

Berkat ketekunanya dalam menggeluti usaha kerupuk, ibu 4 anak tersebut dapat meraup omzet sekitar Rp 3 juta sampai Rp 7 juta per hari.

“Kalo pendapatan sebulan saya nggak pernah cek ya, biasanya itu per hari. Pernah per hari itu sekitar Rp 6 juta sampai Rp 7 juta tapi kotor, kalo sekarang ini agak menurun jadi Rp 3 juta,” Tuturnya sembari tertawa.

Kerupuk rambak gurih renyah ini dibuat dengan bahan dasar tepung terigu dan tapioka, adonan tepung terigu dan tapioka kemudian dicampur dengan bumbu dan dicetak ke loyang, direbus dalam air panas, keringkan lalu dipotong-potong dan dijemur.

Tahap terakhir dari potongan yang sudah mengering dapat langsung di goreng.

Untuk harga kerupuk rambak matang sendiri tergolong cukup ramah di kantong yaitu Rp 22.5 ribu per kilo. Sedangkan untuk kerupuk rambak mentah biasa dibandrol dengan harga Rp 14 ribu per kilo.

Rumah produksi kerupuk rambak di Desa Leran Kulon tersebut, kini mempunyai beberapa pelanggan dan terus bertambah dari para pedagang yang menjajahkan kerupuk dari rumah produksi tersebut. Hingga kini Wantini hanya melayani para pelanggan yang membeli kerupuk dari rumah produksinya. 

“Biasanya itu para pedagang datang ke sini minta di gorengkan berapa kilo gitu, ada yang di jajahkan keliling ada juga yang dijual di pasar dan itu ibu hanya membuat dan menggoreng gitu aja,” jelasnya.

Adapun kendala yang biasa dihadapai yaitu ketika tiba musim hujan, di mana pada saat musim hujan ia mengaku berhenti produksi kerupuk. Sedangkan ketika musim kemarau ia mampu memproduksi kerupuk dengan jumlah cukup banyak.

“Kalo lagi musim kemarau kan panas itu bikinya cepet cepetan bisa bikin banyak mbak, dan dalam waktu 1 sampai 2 hari itu sudah bisa di goreng,” tutupnya. 

Keunggulan dari kerupuk rambak yang diproduksi oleh wanita 57 tahun tersebut yaitu rasanya yang lebih gurih dari kerupuk-kerupuk rambak lainya serta teksturnya yang renyah juga menjadi nilai plus kerupuk rambak ini. [Lia/Dwi]

 

Temukan konten blokTuban.com menarik lainnya di GOOGLE NEWS  

 

*: Penulis merupakan mahasiswa Universitas Trunojoyo Madura yang magang di kantor redaksi blokTuban.com di Jalan Pramuka II No.19 kelurahan Sidorejo, Tuban.