Nestapa Penjual Sapi, Merebaknya LSD Harga dan Minat Beli Masyarakat Tuban Turun Signifikan

Reporter : Muhammad Nurkholis

blokTuban.com – Maraknya penyakit Lumpy Skin Disease (LSD) di Kabupaten Tuban berimbas juga pada harga sapi di Kabupaten Tuban.

Dari pantauan blokTuban dai Pasar hewan Tuban yang berada di Kelurahan Gedongombo, Kecamatan Semanding. Semenjak merebaknya penyakit LSD di Kabupaten Tuban, harga sapi mengalami penurunan.

Ubaidillah (55) pedagang sapi asal Kecamatan Babat, Kabupaten Lamongan mengatakan, bahwa harga sapi saat ini mengalami penurunan semenjak makin banyaknya sapi yang terkena LSD.

“Harga sapi saat ini turun,tidak seperti biasanya,” ujar Ubaidillah (55) kepada blokTuban.com, Minggu (7/05/2023).

 Ubaidillah menambahkan biasanya untuk sapi betina dengan umur 2 tahunan dan sudah pernah melahirkan 2 kali, biasanya dihargai dengan harga Rp10 juta namun saat ini, sapi dengan kriteria yang sama hanya terjual sekitar harga Rp9 juta saja.

Tak hanya Ubaidillah, hal tersebut juga dirasakan oleh Lasmuni (54) seorang pedagang sapi asal Kecamatan Rengel, Kabupaten Tuban, sapi brahma betina umur 1,5 tahun dan baru melahirkan satu kali biasanya bisa terjual dengan harga Rp15 juta. Namun 3 bulan belakangan ini harganya turun, dan hanya bisa laku sekitar Rp14 juta saja. 

“Sejak ada penyakit sapi ini sekitar 3 bulan harga sapi turun mas,” ujar Lasmuni. 

Tak hanya harganya yang turun dengan adanya LSD pembeli sapi pun sepi, hal tersebut terlihat dari 5 sapi yang ia bawa hanya laku 1 ekor saja.

“Pencari sapi juga saat ini jarang, karena takut sapi yang dibeli terkena penyakit,” imbuhnya.

Harapan dari Ubaidillah dan juga Lasmuni supaya penyakit yang menyerang ternak, segera teratasi dan hilang agar harga sapi bisa kembali normal lagi.[Nur/Dwi]

 

Temukan konten blokTuban.com menarik lainnya di GOOGLE NEWS