Legenda Watu Gajah, Peninggalan Kerajaan Majapahit di Tuban yang Berserakan

Kontributor : Nur Qur'ani Mulia*

blokTuban.com - Di Kabupaten Tuban atau biasa disebut Bumi Wali ternyata memiliki peninggalan zaman Kerajaan Majapahit yang saat ini dikenal masyarakat dengan sebutan Watu Gajah yang merupakan salah satu saksi bisu penyebaran ajaran agama Islam di Tuban.

Watu Gajah merupakan sekumpulan batu yang menyerupai gajah dengan berbagai posisi. Mulai dari ada yang berdiri, duduk, berjalan, dan sebagainya. Bahkan beberapa batu ada yang terlihat sangat mirip dengan gajah lengkap dengan  mata, telinga, dan belalai.

Adapun lokasi Watu Gajah berada di Lapangan Watu Gajah, Desa Bejagung, Kecamatan Semanding, Kabupaten Tuban. Menurut Mudri (58 tahun) selaku juru kunci Makam Sunan Bejagung Lor menceritakan bahwa asal usul Watu Gajah ini tak lepas dari sosok Sunan Bejagung (Syekh Abdullah Asy’ari) dan Pangeran Sudimoro sebelum masuk Islam. 

“Iya, jadi Watu Gajah ini sangat erat kaitanya dengan Sunan Bejagung dan Pangeran Sudimoro putra mahkota Kerajaan Majapahit yang merupakan putra dari Prabu Hayam Wuruk,” Ujar juru kunci Makam Sunan Bejagung saat diwawancarai, Kamis (23/3/2023).

“Nah, pada saat itu awalnya Pangeran Sudimoro berniat menimba ilmu pada Sunan Bejagung yang tak lama kemudian karena mengusai segala ilmu, cerdas juga akhirnya diambil sebagai putra menantu dan masuk Islam. Karena hal tersebut Hayam Wuruk (Romo Pangeran Sudimoro) sedih karena kehilangan putra mahkota, yang bakal menjadi raja besar Kerajaan Majapahit,” imbuhnya.

Berbagai upaya pencarian telah dilakukan Prabu Hayam Wuruk dan akhirnya ia mendapat informasi bahwa putranya berada di Tuban untuk memperdalam agama Islam.

“Akhirnya Prabu Hayam Wuruk mengumpulkan pasukan Gajah Mada untuk menjemput Pangeran Sudimoro agar pulang ke Majapahit. Kemudian Pangeran Sudimoro takut, lalu mengadu dan meminta perlindungan Sunan Bejagung. Dan di situ permintaan Pangeran Sudimoro dikabulkan Sunan Bejagung dengan cara membuat pagar ghoib, sehingga waktu itu Pasukan Gajah dari Majapahit tidak bisa melihat Pangeran Sudimoro” Jelasnya.

Berdasarkan cerita tersebut, konon pertempuran antara pasukan Gajah Mada dari Majapahit dan Sunan Bejagung Lor, akhirnya pasukan Gajah Mada disabda oleh Sunan Bejagung menjadi Batu Gajah atau biasa disebut Watu Gajah.

Dulu kondisi bentuk Watu Gajah sangat gagah kekar menyerupai gajah. Akan tetapi, untuk saat sedikit berbeda dan jika dilihat dari kejauhan yang tampak hanya rerimbunan semak belukar di sekitar tubuh Watu Gajah.

“Dulu banyak Watu Gajah yang persis gajah di sana, tapi sekarang sudah nggak persis karena banyak yang dirusak pengembala jadi sekarang nggak persis,” tutupnya.

Lebih lanjut, saat ini sekumpulan Watu Gajah tersebut berserakan di ladang milik warga Desa Bejagung yang berada di kawasan perbukitan di sekitar lapangan bola yang saat ini terpenuhi oleh tanaman liar dan semak. [Lia/Ali]

 

Temukan konten blokTuban.com menarik lainnya di GOOGLE NEWS  

 

*: Penulis merupakan mahasiswa Universitas Trunojoyo Madura yang magang di kantor redaksi blokTuban.com di Jalan Pramuka II No.19 kelurahan Sidorejo, Tuban.