Kisah Sunan Bejagung Lor dan Kidul, Penyebar Ajaran Islam di Tuban

Kontributor : Nur Qur'ani Mulia*

blokTuban.com - Kabupaten Tuban atau sering kali disebut sebagai Bumi Wali. Hal ini dikarenakan banyaknya makam tokoh penyebar ajaran agama Islam yang ada di Kabupaten Tuban. Salah satunya yaitu Makam Sunan Bejagung.

Makam Sunan Bejagung memiliki 2 lokasi, yaitu Sunan Bejagung Lor dan Sunan Bejagung Kidul. Di mana Sunan Bejagung Lor memiliki nama asli Sayyid Abdullah Asy’ari bin Sayyid Jamaluddin Kubro yang merupakan adik dari Sayyid Ibrahim Asmorokondi atau ayah dari Sunan Ampel.

Sedangkan Sunan Bejagung Kidul memiliki nama asli Syekh Hasyim Alamuddin. Adapun lokasi kedua makam ini, meskipun tidak dalam satu kompleks, akan tetapi kedua makam ini masih dalam satu lingkup Desa Bejagung, Kecamatan Semanding, Kabupaten Tuban. Serta tak jauh dari pusat yaitu sekitar 4 km dari pusat pemerintahan.

Baca Juga:

Google Doodle Mengenang Sapardi Djoko Damono, Berikut Teks Puisi Hujan Bulan Juni

Mudri (58 tahun) selaku pemangku makam atau juru kunci Makam Sunan Bejagung Lor menceritakan bahwa Sunan Bejagung Lor lebih sepuh dari pada Sunan Bejagung Kidul. Di mana keduanya ternyata masih memiliki ikatan keluarga, yaitu Sunan Bejagung Kidul merupakan menantu dari Sunan Bejagung Lor. 

Baca Juga:

Bacaan Istighosah Lengkap, Doa Memohon Pertolongan Allah

“Dulu awalnya tidak ada istilah Bejagung Lor dan Bejagung Kidul. karena dulu hanya ada satu yaitu syekh Maulana Abdullah Asy’ari. Kemudian berawal dari kedatangan Syekh Hasyim Alamuddin yang berniat menimba ilmu dengan beliau dan tak lama kemudian menjadi menantunya,” Ujar juru kunci makam saat diwawancarai, Senin (20/3/2023).

“Kalo Sunan Bejagung Kidul itu putra menantu dari Sunan Bejagung Lor yang dulu asal usul dari murid terus diambil putra mantu,” Imbuhnya.

Diketahui Sunan Bejagung Kidul ini kemudian meneruskan dakwah ayah mertuanya (Sunan Bejagung Lor), dan menetap di daerah Bejagung Kidul hingga wafatnya.

“Dulu sebelum pindah, Sunan Bejagung Lor juga tinggal di daerah kidul. Dulu di sebelah timur makam terdapat masjid yang didirikan Sunan Bejagung Lor, dan ketika pindah uzlah di situlah ia menyerahkan misi dakwah di wilayah Bejagung Kidul kepada menantunya (Sunan Bejagung Kidul) untuk meneruskan dakwahnya dan menetap di sana hingga wafatnya,” Ujarnya.

Baca Juga:

Persiapan Ramadhan 2023, Jangan Lupa Bayar Hutang Puasa Tahun Lalu

Di area makam juga terdapat beberapa peninggalan sejarah beliau. Di antaranya ada gapura pintu masuk makam, tumpukan rapi batu bata merah, dan sumur giling.

“Kalo peninggalan beliau masih banyak, itu ada gapuro terus tumpukan batu bata merah ini, inikan sudah sekitar 700 tahun dan masih tetap ada. Tapi dulu masih itu kalo sekarang beberapa ada yang sudah ada yang putus karena dirusak kambing, pengembala di sini, dan kemudiaan ada sumur giling di sana” Jelasnya.

Selain Makam Sayyid Abdullah Asy’ari (Sunan Bejagung Lor) di dalam kompleks makam juga terdapat makam para kerabat, sedangkan di luar makam terdapat makam santri Sunan Bejagung. Dengan demikian hampir setiap hari makam tersebut banyak dikunjungi para peziarah yang datang dari berbagai daerah. 

“Paling ramai itu menjelang Ramadhan, Sabtu Minggu, kemudian Kamis Pon, dan Jum’at Wage,” tutupnya. 

Untuk keamanan dan kenyamanan pengunjung Sunan Bejagung Lor juga tersedia fasilitas umum seperti, kamar mandi, rest area, dan tempat parkir yang dapat menampung 30 bus. [Lia/Ali]

 

Temukan konten blokTuban.com menarik lainnya di GOOGLE NEWS 

 

*: Penulis merupakan mahasiswa Universitas Trunojoyo Madura yang magang di kantor redaksi blokTuban.com di Jalan Pramuka II No.19 kelurahan Sidorejo, Tuban.