Hikmah-hikmah Adanya Peristiwa Isra' Mi'raj Nabi Muhammad SAW

Oleh: Dwi Rahayu

 

blokTuban.com - Peristiwa Isra' Mi’raj adalah momen yang diperingati setiap tanggal 27 Rajab memiliki sejumlah hikmah. Berikut adalah delapan hikmah di balik peristiwa Isra' Mi'raj.  

 

1) Tingginya derajat kehambaan. 

Dalam surat Al-Isra’ ayat satu yang mengisahkan peristiwa Isra' Mi’raj, kata yang digunakan untuk menyebut Nabi Muhammad saw adalah ‘abdun’ yang berarti hamba. Ini menunjukkan hamba yang benar-benar bertakwa kepada Allah mendapat derajat begitu luhur di sisi-Nya.   

 

2) Memantapkan Nabi Muhammad SAW 

Sebelum Mi’raj, Rasulullah hanya mendengar info terkait surga, neraka, dan hal-hal gaib lainnya melalui wahyu. Ini namanya ‘ilmul yaqin, Nabi mengimaninya tapi belum melihat langsung.  

Ketika Mi’raj, Rasulullah saw melihat langsung dengan mata kepala beliau sendiri. Ini namanya ‘ainul yaqin. Ketika seseorang sudah sampai pada ‘ainul yaqin, maka kemantapan atas apa yang diyakininya semakin kuat. 

 

3) Keistimewaan Masjidil Aqsha bagi umat Muslim. 

Dalam perjalanan Isra’, masjid yang berada di Palestina itu menjadi tempat tujuan Nabi, sebelum akhirnya bertolak ke Sidratul Muntaha. Ini merupakan indikasi betapa mulianya masjid tersebut.  Bahkan masjid ini pernah menjadi kiblat shalat sebelum akhirnya berganti Ka’bah.

  

4)Pembekalan dakwah yang tangguh. 

Sebelum peristiwa Isra' Mi’raj, orang-orang yang Nabi cintai dan mendukung misi dakwahnya sepenuh hati silih berganti meninggal dunia, di sisi lain penindasan kaum Quraisy semakin hebat. Ujian bertubi-tubi yang Allah lakukan ini agar Nabi benar-benar tangguh dalam berdakwah.  

 

5) Menyampaikan kebenaran meskipun pahit. 

Begitu pagi setelah malam Isra' Mi’raj, Nabi mengabarkan apa yang baru dialaminya ke penduduk Makkah. Praktis, banyak orang yang tidak percaya dengan kabar ‘tidak masuk akal’ ini. Ini menunjukkan bahwa kebenaran harus tetap disampaikan, meskipun banyak mendapat penolakan. 

 

6) Pentingnya persoalan shalat. 

Malam Isra' Mi’raj merupakan waktu disyariatkannya shalat lima waktu secara langsung, tanpa melalui perantara Malaikat Jibril sebagaimana syariat-syariat lainnya. Ini menunjukkan betapa shalat memiliki kedudukan sangat penting bagi umat Islam.  

 

7) Syariat Nabi Muhammad menghapus syariat nabi-nabi terdahulu.

Saat peristiwa Isra' Mi’raj, Rasulullah saw menjadi imam shalat bagi nabi-nabi terdahulu. Ini bukti bahwa mereka tunduk dan mengikuti risalah Nabi Muhammad saw sekaligus menjadi isyarat bahwa syariatnya telah menghapus syariat nabi-nabi sebelumnya.  

 

8) Islam merupakan agama yang suci. 

Ketika Nabi Muhammad saw diberi pilihan antara air susu dan khamr saat Mi’raj di , Nabi lebih memilih susu. Kemudian Malaikat Jibril as berkata, “Engkau telah diberi hadiah kesucian.” Ini sebagai isyarat bahwa Islam adalah agama suci (fitrah).  

 

 

 

Temukan konten Berita Tuban menarik lainnya di GOOGLE NEWS