Tradisi Keduk Bendungan Masih Bertahan di Tuban: Syarat Wajib Sembelih 2 Ekor Kambing

Reporter : Muhammad Nurkholis

blokTuban.com – Sebuah tradisi unik masih dijalani Kelompok Tani (Poktan) dari Dusun Winong, Desa Sugiharjo, Kecamatan/Kabupaten Tuban setiap satu tahun sekali. Tradisi unik tersebut diberi nama ritual keduk bendungan. 

Di mana para Poktan Desa kerja bakti untuk membersihkan batu-batu yang terseret oleh arus air di sungai di sekitar bendungan sukun. Dengan tujuan agar aliran air di bendungan bisa mengalir dengan lancar.

Sekretaris Desa Sugiharjo Sudarmoko (39) mengatakan, selain bersih sungai kegiatan ini juga merangkap acara manganan (sedekah bumi) terhadap sesepuh desa yang ada di sekitar bendungan sukun.

“Kegiatan hari ini kita kerja bakti bersih sungai beserta memperingati manganan di Dusun Winong,” ujar Sudarmoko kepada blokTuban.com, Selasa (14/01/2023).

Pertama-tama para bapak-bapak Poktan ini, lanjutnya akan selamatan sebelum menyembelih 2 ekor kambing dari hasil patungan para anggota Poktan.

Setelah kambing disembelih mereka akan dibagi tugas 70 persen bapak-bapak ini akan membersihkan sungai dari batu sedangkan 30 persen akan mengolah kambing tersebut. Uniknya dalam kegiatan yang diinisiasi oleh Poktan ini, tak melibatkan wanita sama sekali dalam memasak kambing.

“Karena ini hajad dari Poktan jadi tak melibatkan para ibu-ibu, akan tetapi nanti yang makan paling banyak pasti ibu-ibu” tambah Sudarmoko sambil tersenyum.

Untuk manganan di Dusun Winong ialah syukuran di punden sesepuh desa bernama Mbah Wani yang lokasinya ada di sekitar bendungan sukun.

Warkidin (80), salah satu juru kunci di punden Mbah Wani mengatakan, bahwa kambing yang disembelih harus kambing Jawa jantan serta tidak boleh menggunakan kambing gibas.

“Kambing harus jantan dua, dan tidak boleh kambing gibas,” ujar Warkidin.

Selain itu kambing harus memiliki motif bulu putih yang melingkari badannya, atau orang biasanya menyebut kambing  kendit. Hal tersebut dikarenakan sudah tradisi sejak dulu dan tidak diketahui kenapa harus kambing kendit yang dipilih.

Jika memang tidak ada kambing kendit tidak apa-apa, asalkan kambing yang dipakai adalah kambing jantan dan berjenis jawa, namun tetap diutamakan kambing kendit.

Kambing yang sudah disembelih nantinya akan diambil kepalanya, untuk kepala kambing kendit akan dikubur di lokasi punden. Sedangkan satu lagi kepala kambing akan di kasihkan kepada kepala desa. Untuk alasan kepala kambing yang dikubur juga kurang diketahui alasannya akan tetapi hal tersebut sudah dilakukan sejak dahulu. 

Kegiatan ini merupakan kegiatan rutin setiap setahun sekali sebelum memasuki musim kemarau, untuk hari sendiri selalu di hari Selasa Legi. Setelah kerja bakti selesai, nanti olahan kambing yang sudah matang akan dimakan bersama-sama dan sisanya akan dibagikan kepada warga sekitar. [Nur/Ali]

 

Temukan konten blokTuban.com menarik lainnya di GOOGLE NEWS