Filosofi Sajian dan Pakaian yang Digunakan Saat Imlek

Reporter : Savira Wahda Sofyana

blokTuban.com – Dalam merayakan Hari Raya Imlek yang selalu diperingati setiap tahunnya. Selain menyuguguhkan berbagai makanan khas Imlek, biasanya masyarakat Tionghoa juga merayakannya dengan menggunakan pakaian ataupun warna khas Imlek yaitu warna merah.

Tidak hanya ornamen yang berwarna merah saja, namun saat perayaan Imlek masyarakat Tionghoa juga menggunakan baju berwarna merah. Namun ternyata, warna merah yang digunakan dalam perayaan Imlek ini tidak hanya sekedar warna saja, akan tetapi mengandung filosofi di dalamnya.

Menurut salah seorang pengurus atau staff karyawan Klenteng Kwan Sing Bio Kabupaten Tuban yang tidak ingin disebutkan namanya, mengungkapkan jika warna merah yang digunakan pada saat Hari Raya Imlek memiliki makna.

“Filosofinya kalau Imlek itukan gitu, kita pakai baju merah, kita juga ada makanan seperti permen, jeruk itu kan memiliki makna,” katanya kepada blokTuban.com, Minggu (22/1/2023).

Baca juga:

Sembahyang Imlek 2023 di Tuban Dibagi 3 Tahap, Apa Saja?

Makna dari warna merah yang sangat identik dengan Imlek sendiri, lanjutnya, melambangkan sebuah kegembiraan bagi para pemakainya. Secara umum, warna merah sendiri memiliki arti semangat yang tinggi serta keberanian.

Sementara menurut kepercayaan masyarakat Tionghoa, warna merah merupakan salah satu warna khas tradisional Han, sehingga warna merah mengindikasikan akan mendatangkan keberuntungan, keberhasilan, kesenangan, nasib baik, hingga kekayaan.

Tak hanya warna merah saja, makanan yang turut disajikan dalam perayaan Imlek ini, rupanya juga memiliki filosofi tersendiri, seperti halnya buah jeruk. Menurut perempuan ramah ini, buah jeruk melambangkan rezeki.

“Kalau buah jeruk itu melambangkan rezekinya nanti, terus kalau merah itu kegembiraan. Karena kita kan menyambut kegembiraan,” jelasnya.

Selain buah jeruk, Hari Raya Imlek juga sangat erat dengan makanan yang manis, seperti halnya Kue Keranjang dan juga permen. Menurut pengakuan perempuan berkulit putih ini, hidangan manis yang disuguhkan tersebut, memiliki filosofi yaitu melambangkan kehidupan ke depan selalu manis.

“Imlek itu biasanya kita kasih yang manis-manis, karena biar ke depannya kehidupannya biar manis dan tidak ada yang pahit,” tandasnya. [Sav/Ali]

 

Temukan konten blokTuban.com menarik lainnya di GOOGLE NEWS