Aspend Tuban Tampung Puluhan Anak Putus Sekolah Sejak 2013

Reporter : Savira Wahda Sofyana

blokTuban.comAsosiasi Sukarelawan Peduli Pendidikan (Aspend) merupakan sebuah organiasi sosial, yang menaungi para anak-anak yatim dan dhuafa di Kabupaten Tuban. Yayasan ini sendiri merupakan wadah atau tempat untuk anak-anak yang putus sekolah karena faktor ekonomi. 

Organisasi yang berdiri sejak tahun 2013 silam ini, bertempat di Dusun Jeruk Gulung, Desa Sambongrejo, Kecamatan Semanding, Kabupaten Tuban, Rabu (21/9/2022). 

Founder Aspend Tuban, Indra Siswanto mengungkapkan jika organisasi ini berdiri dari keprihatinannya terhadap anak-anak desa yang memiliki pengalaman dan pendidikan yang terbilang rendah.

Menurutnya, sejak berdiri kurang lebih 9 tahun lalu, sudah ada sekitar 60 anak aktif yang dibina di bawah naungan Rumah Yatim dan Dhuafa dengan memiliki 3 istilah untuk anak-anak yang ada. 

Diantaranya ialah Santri Binaan, yaitu anak-anak yatim dan dhuafa disantuni rutin setiap kali ada kegiatan dan memiliki tingkat keurgensian 50%. Lalu, santri non mukim, yaitu anak yatim dhuafa yang dijatah rutin kebutuhan pokok dan kebutuhan sekolahnya dan memiliki tingkat keurgensian sekitar 75%.

Baca juga :

- 66.655 Anak di Tuban Telah Diimunisasi vaksin Measles Rubella

Catatan Para Juara Lomba Navigasi Darat di Tuban Forest Adventure 2022

Ini Gejala Hepatitis Akut yang Menyebar di 22 Provinsi

Terakhir istilah santri mukim, yang mana anak yatim dan dhuafa tinggal di asrama rumah yatim dan dhuafa Aspend Indonesia dengan ditanggung semua kebutuhannya dan memiliki tingkat keurgensian 100%. 

“Jadi secara umum kegiatan kami fokus pada pembinaan terhadap para anak yatim dan dhuafa, yang telah putus sekolah untuk kami bina bersama. Dengan maksud agar tetap bisa bersekolah dengan harapan sukses untuk dunia akhiratnya,” ungkapnya.

Pada awal-awal berdiri, organisasi tersebut memiliki kegiatan yang bernama ASPEND mengajar, yang bergerak keliling kedesa-desa setiap hari minggu pagi, tanpa dipungut biaya. 

Selain itu, Indra sapaan akrabnya juga menambahkan bahwa di sepanjang perjalannya bertemu dengan anak-anak yang putus sekolah karena faktor ekonomi. Sejak saat itulah dia bergerak dan mendirikan rumah yatim dan dhuafa Aspend Indonesia sebagai wadah atau tempat untuk membina anak-anak yatim dan dhuafa, agar bisa dibina bersama dan disekolahkan lagi dengan biaya gratis sepenuhnya. 

“Kami juga memberikan les Gratis untuk anak-anak di desa mulai dari Komputer, B.Inggris, MTK, dan lain-lain," paparnya. 

Lebih lanjut, sebelum pandemi yayasan ini berfokus dengan melakukan aksi keliling ke desa-desa, untuk berbagi dengan anak-anak di desa. Namun selama pandemi ini, Indra dan beberapa rekannya berhasil mendirikan rumah khusus anak yatim dan duafa dan sudah berjalan hingga saat ini. Dengan tujuan untuk mempermudah seluruh aktivitas-aktivitas yang digawanginya.

Dengan demikian, pria ramah ini berharap agar ia bisa terus fokus, untuk mencerdaskan anak bangsa dengan misi yang dimilikinya. Selain itu, ia juga ingin melakukan perluasan serta penambahan kamar Untuk para santri mukim di rumah yatim tersebut. 

”Harapan Kami bisa semakin banyak anak-anak yatim dan dhuafa yang dibina bersama di rumah yatim dan dhuafa Aspend Indonesia,” tutupnya. [Sav/Ali]

 

Temukan konten Berita Tuban menarik lainnya di GOOGLE NEWS