Profil Lengkap Margaret Nakhoda Baru Fatayat NU: Ning Denanyar, Aktifis, dan Penulis

Reporter : Ali Imron

blokTuban.com - Nakhoda baru Fatayat Nahdlatul Ulama masa khidmah 2022-2027 resmi dipegang oleh Margaret Aliyatul Maimunah. Margaret terpilih secara aklamasi di Kongres ke-16 Fatayat NU yang digelar di Auditorium Utama Jakabaring Sport City (JSC), Palembang, Sumatra Selatan, Sabtu (16/7) petang.

Putri dari pasangan KH Mohammad Faruq dan Hj Lilik Chodijah binti KH Aziz Bisri bin KH M Bisri Sansuri Jombang Jawa Timur, salah satu pendiri NU yang terkenal ahli fiqih itu memiliki nama kecil Liya. Perempuan kelahiran 11 Mei 1979 ini menempuh pendidikan di Pesantren Denanyar Jombang (MI-MTs-MAN).

Lalu, selepas lulus dari MAN, ia mendaftar kuliah di IAIN Sunan Ampel Surabaya (sekarang UIN) dan Pascasarjana Universitas Indonesia (UI). Di kampus ini, ia mengambil Program Studi Kajian Wanita. Liya aktif dan senang dengan dunia organisasi sejak belia. 

Jiwa aktifis Liya telah nampak sejak di bangku MI hingga di MAN. Ia aktif di OSIS, Pramuka, maupun olahraga. Pada saat di kampus hingga saat ini, ia memiliki segudang pengalaman di sejumlah organisasi.

Kegilaannya dalam berorganisasi ini pun dibenarkan oleh sahabatnya yang menjabat Ketua Pimpinan Wilayah PW Fatayat NU Jawa Timur Dewi Winarti. Dewi mengatakan, Margaret merupakan pribadi yang ramah. Dia salah seorang ‘Ning Denanyar’ yang senang berorganisasi dan membaur dengan banyak kalangan. 

“Saya mengenal dia sejak masa kami di PMII IAIN Sunan Ampel, kemudian aktif bersama di IPPNU Jatim, dan hari ini kami masih dalam nafas perjuangan yang sama di Fatayat NU,” tutur Dewi dilansir dari NU Online.

“Sampai dengan posisinya hari ini sebagai calon Ketua Umum PP Fatayat NU 2022. Sosoknya sebagai sekretaris umum tidak menjadikan dirinya merasa sebagai pejabat Fatayat. Tapi, dia tetap sering menyapa kami di Jawa Timur lebih sebagai seorang ‘sahabat’,” sambung Dewi.

Berikut ini sejumlah organisasi yang pernah diikuti Margaret:

- Ketua Korp Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia atau Kopri PMII Putri di Rayon Adab IAIN Sunan Ampel Surabaya (2000-2001)

- Ketua PMII Komisariat Adab Cabang Surabaya Selatan (2001-2002)

- Pengurus Pimpinan Wilayah Ikatan Putri-Putri Nahdlatul Ulama Jawa Timur sebagai Anggota Bidang Minat dan Bakat (1999-2001) 

- Bendahara II (2001-2002)

- Sekretaris Umum PP IPPNU (2006-2009) 

- Ketua Umum PP IPPNU (2009-2012)

- Wakil Koordinator Bidang Ekonomi PP Fatayat NU (2009-2015) 

- Sekretaris Umum PP Fatayat NU (2015-2020)

- Ketua Umum PP IPPNU

- Anggota Women Research Institute (WRI)

 

Selain aktifis di organisasi, Margaret juga aktif melakukan berbagai penelitian mengenai perempuan dan anak, diantaranya:

- Kehidupan Perempuan Pesantren yang Dipoligami serta Dampaknya terhadap Anak-anak

- Perempuan yang Bekerja di Salon Spa di Jakarta

- Perempuan Penderita HIV

- Kebijakan tentang Terminal Tiga (terminal khusus TKI), implementasinya, dan dampaknya terhadap TKW yang bekerja sebagai Pembantu Rumah Tangga. 

 

Tak hanya peneliti, tulisan Margaret tentang perempuan dan anak juga dibukukan dan termuat di beberapa majalah dengan judul:

- Analisa Undang-Undang Ketenagakerjaan kaitannya dengan Perlindungan Maternalitas Buruh Perempuan”, di majalah EGALITA, Pusat Studi Gender, UIN Malang, 2012. 

- Perempuan Muda Menjadi Pemimpin, Siapa Takut?”, di majalah Rekanita, PP IPPNU, Jakarta. 

- Remaja Putri: Awas, tertular HIV/AIDS” di Majalah Rekanita, PP IPPNU, Jakarta. 

- Haruskan Ujian Nasional Dilanjutkan?” di Majalah Rekanita, PP IPPNU, Jakarta, Agustus 2007. 

- Buku dengan judul Perempuan Berdaya Nusantara Jaya: Landasan Advokasi Pemberdayaan Perempuan”, Paramuda Cendekia Muda. Jakarta. 2015. 

- “Panduan Amaliah Ramadhan untuk Pelajar Putri”, kolaborasi dengan Latifatus Sun’iyyah, Litbang PP IPPNU, Jakarta, Agustus 2012. 

Di luar hobinya sebagai penulis, Liya pernah menjadi Tenaga Ahli Komisi IX DPR RI (membidangi ketenagakerjaan, kesehatan, BKKBN, Badan POM, BNP2TKI) pada 2008-2009. Dua tahun kemudian, tepatnya pada 2010-2014, ia bergabung sebagai Tenaga Ahli Komisi VIII DPR RI (membidangi agama, sosial penanggulangan bencana, pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak, BAZNAS). 

Terakhir, ia menjadi Tenaga Ahli Anggota Komisi X DPR RI (membidangi pendidikan dan kebudayaan, Pendidikan Tinggi, Pemuda dan Olahraga, Pariwisata) tahun 2014-2017. Sesekali, Liya mengajar di almamaternya, UI, pada Program Studi Kajian Wanita mengenai Metodologi Feminis dan Pengalaman Penelitian Perempuan. [Ali]

Temukan konten Berita Tuban menarik lainnya di GOOGLE NEWS