Difabel Tuban Keluhkan Cafe Inclusi Sepi, Pemkab: Harganya Kemahalan

Reporter : Muhammad Nurkholis

blokTuban.com – Keluhan para disabilitas terkait sepinya cafe inclusi, telah direspon oleh Pemerintah Kabupaten Tuban. Meski sudah beroperasi selama tiga bulan, cafe yang berada di Jalan Yos Sudarso No.256 Kelurahan Kutorejo, Kecamatan/Kabupaten Tuban omsetnya belum sesuai ekspektasi, Sabtu (18/6/2022). 

Menurut Kepala Dinas Koperasi, UMKM, dan Perdagangan Tuban, Agus Wijaya ada tiga faktor yang menyebabkan sepinya cafe inclusi seperti yang dikeluhkan difabel. Berdirinya cafe tersebut diharapkan mendorong para difabel mandiri di bidang wirausaha. 

"Harga di cafe Inclusi belum bisa bersaing dengan pedagang yang lain dan masih relatif kemahalan untuk konsumen, itu sebab yang pertama," ujar Agus Wijaya kepada blokTuban.com. 

Baca Juga : Kelola Cafe inklusi 3 Bulan, Disabilitas Tuban Mengeluh Sepi

Faktor berikutnya yaitu tampilan, menurut Agus cafe Inclusi belum menunjukkan sebuah tampilan cafe dan terlihat seperti kantor. Oleh sebab itu, untuk menekankan sebuah tampilan tersebut, akan di kasih meja cafe di depan cafe itu.

Sebab ketiga yaitu keterangan. Pengamatan Agus Wijaya masih kurangnya keterangan yang menunjukkan identitas cafe seperti tidak adanya baner daftar menu, maupun harga sehingga perlu dikasih baner penunjuk hal tersebut. 

"Selain ke-3 hal tersebut, teman disabilitas juga kurang berkomunikasi ke dinas," jelasnya. 

Baca Juga : Harganya Terjangkau, Ini Menu di Cafe inklusi Difabel Tuban

Harapan dari Pemkab Tuban, kedepannya agar disabilitas Kabupaten Tuban bisa mendiri dalam mengelola cafe. Sekaligus mengolah pemasukannya agar secara sistematis bisa diputar menjadi modal dan lebih solid lagi. Di samping itu, Dinas Perdagangan akan melakukan upaya agar cafe bisa berjalan sesuai tujuan.

“Kita akan membatu uang transportasi dan uang makan selama 6 bulan dan kami akan ajak orang dinas membeli di cafe Inclusi,” imbuh mantan Kabag Humas dan Media Pemkab Tuban itu. 

Baca Juga : Difabel, Membangun Kesadaran inklusivitas

Sedangkan, untuk permasalahan cafe di padukan dengan pijat refleksi, Agus berpendapat bahwa hal itu bukan sebuah hal yang saling bertentangan. Karena target dari pijat refleksi yaitu para sopir bus yang sedang parkir dan para peziarah luar kota yang kecapekan. Rencana kedepannya cafe akan di launching pada bulan Juni ini.

Diberitakan sebelumnya, Deviana (40) selaku manager cafe Inclusi kepada blokTuban.com menjelaskan, cafe yang beroprasi selama tiga bulan masih sepi bahkan sering seharian tidak dapat pelanggan.

"Adanya pijat refleksi menurut kami kurang tepat disandingkan dengan sebuah cafe, karena masyarakat masih menganggap bahwa disabilitas terkesan jorok," tutupnya. [Nur/Ali]