Imbas Cabai Mahal, Pedagang Makanan Pedas di Tuban Pilih Berhenti Jualan Sementara

Reporter : Savira Wahda Sofyana

blokTuban.com - Naiknya harga berbagai komoditi cabai, membuat para pedagang makanan harus memutar otak untuk mensiasati para pembelinya. Bahkan, tak sedikit pedagang makanan yang terpaksa mengurangi takaran cabai dari masakan-masakan pedas yang biasa dijajakan.

Salah seorang penjual makanan di Kecamatan Widang, Kabupaten Tuban ini misalnya. Ia terpaksa mengurangi takaran cabai pada sambal yang dijualnya. Hal ini terpaksa ia lakukan, sebab tak berani menaikkan harga makanan yang dijualnya, lantaran khawatir dagangannya sepi pembeli.

"Nggak berani mbak kalau buat naikin harganya, jadi terpaksa saya kurangi penggunaan cabainya. Belinya juga sekarang saya kurangi, kalau biasanya setengah kilo sekarang seperempat aja," kata Tin kepada blokTuban.com saat ditemui di rumah sekaligus tempat jualannya, Jumat (10/6/2022). 

Setiap harinya, perempuan berhijab ini mengaku menjual beberapa menu makanan yang berbeda-beda. Seperti ayam goreng, ayam bakar, lele goreng, pepes pindang, brengkes, soto, sayur asem, sayur sop, asem-asem bandeng dan masih banyak lagi. 

Baca Juga : Harga cabai di Tuban Melonjak, Petani: Dipengaruhi Cuaca dan OTP

Menurutnya, dengan menjual berbagai menu makanan yang berbeda setiap hari membuat pelanggannya menjadi tidak bosan karena masakan yang dibuatnya selalu berbeda-beda. 

"Nggak cuma cabai saja, bawang juga naik apa-apa naik pusing saya. Tiap hari menu nya ganti-ganti di sini, kalau mau masak biasanya saya buat story dulu di WA menu hari ini, jadi sudah banyak orang yang pesan duluan," katanya. 

Dengan demikian ia berharap, agar pemerintah Kabupaten Tuban bisa menstabilkan stok komoditas cabai agar harganya bisa kembali stabil seperti sediakala. 

Baca Juga : Pedagang cabai Tuban Cemas, Gubernur Khofifah Janji Stabilkan Harga Sebelum Idul Adha

Sementara itu, pedagang lain Lilis Supartini, perempuan asal Desa Trutup, Kecamatan Plumpang, Kabupaten Tuban  yang juga menjual beberapa makanan termasuk sambal bawang yang bercita rasa sangat pedas, justru lebih memilih untuk tidak berjualan untuk sementara waktu, karena melihat kondisi bahan pangan yang semakin meroket tajam. 

"Sementara masih menghabiskan stock yang ada dulu, belom buat lagi untuk sambelnya karna bahannya pada tinggi semua, mau naikkan harga produk saya rasa belom," ungkapnya. 

Selain itu, Lilis juga menambahkan jika naiknya sejumlah kebutuhan pokok ini membuat keuntungan yang diperolehnya menurun. Akan tetapi ia tidak merinci dengan detail berapa penurunan yang dialami oleh usahanya tersebut. 

"Kalau produk lain meskipun bahan naik, masih dapat untung meskipun keuntungan menurun. Mudah-mudahan harga bahan bisa segera turun lagi," pungkasnya. [Sav/Ali]

 

Dapatkan Berita Tuban menarik lainnya DI SINI.