Kebutuhan Pokok Naik, Jasa Penukaran Uang Baru di Tuban Sepi Peminat

Reporter : Savira Wahda Sofyana

blokTuban.com - Menjelang datangnya hari raya Idul Fitri, banyak jasa penukaran uang baru muncul di berbagai daerah tak terkecuali di Kabupaten Tuban. Sejak memasuki bulan Ramadan, penyedia jasa penukar uang nampak menjamur di sepanjang jalan, khususnya di kawasan Jalan Basuki Rahmad.

Berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, saat ini jasa penukaran uang di Kabupaten Tuban cenderung sepi peminat. Hal tersebut dikatakan oleh Ardian salah satu penyedia jasa penukaran uang baru yang berada di Jalan Basuki Rahmad. 

"Tahun ini kan sudah berjalan satu Minggu, sepertinya baru kali ini kalau menurut saya kalau masalah puasa ini terlalu sepi daripada sebelum-sebelumnya. Di dua tahun yang lalu ini kan Indonesia sudah ada Corona tapi di Tuban ini tidak terlalu pengaruh. Di tahun lalu pengaruh juga tapi bukan seperti tahun yang ketiga ini, jadi saya rasa sangat sepi sekali," ungkapnya kepada blokTuban.com, Jumat (8/4/2022). 

Menurutnya, penurunan minat masyarakat dalam hal penukaran uang baru disinyalir karena dampak dari kenaikan harga bahan pokok yang melonjak beberapa waktu terakhir. Seperti halnya BBM ataupun minyak goreng, sehingga  membuat masyarakat berpikir ulang untuk menukarkan uang baru di awal bulan Ramadan. 

Di samping itu, saat ini banyak masyarakat yang lebih memprioritaskan untuk membeli kebutuhan pokok untuk sehari-sehari. Bagi masyarakat uang baru bukanlah kebutuhan pokok yang harus dipenuhi saat ini. 

"Tidak bisa memprediksikan karena di toko-toko kelontong aja masih ngantri untuk kebutuhan sehari-hari. Kalau ini kan bukan kebutuhan sebenarnya. Jadi, ya saya selaku jasa seperti ini bingung tapi mau gimana, ini sudah pekerjaan untuk saya," katanya. 

Dari pengalaman Ardian selama enam tahun bergelut di jasa penukaran uang ramainya diprediksi di pertengahan bulan Ramadan. Yang artinya sekitar dua Minggu sebelum hari raya idul Fitri. 

Pria ramah ini juga mengaku, kesulitan yang kerap dialaminya ialah masih banyak masyarakat yang nakal. Yaitu dengan sengaja menukarkan uang palsu di jasa penukaran uang baru miliknya. Kendati demikian, karena sudah lama berkecimpung, maka ia mengaku sudah hafal dengan kriteria orang yang berniat jahat terhadapnya. 

"Dari pengalaman, untuk jasa penukaran uang yang ramai pertengahan bulan Ramadan yaitu dua Minggu menjelang hari raya Idul Fitri sudah mulai ramai. Kebanyakan yang menukarkan dominan uang Rp5 ribu sama dua ribu. Tapi kalau tiga tahun lalu sebelum Corona itu justru dominan Rp10 ribu karena perekonomian lebih membaik dibandingkan setelah adanya Pandemi," ucapnya. 

Dengan demikian, ia berharap untuk ke depannya jasa penukaran uang baru miliknya kembali ramai oleh pengunjung, sehingga pendapatan yang ia hasilkan juga bisa bertambah. [Sav/Ali]