Bersaing di Nasional, Bupati Tuban Inginkan UMKM Lokal Buat E-Katalog

Reporter : Ali Imron

blokTuban.com - Pemkab Tuban terus mendorong UMKM lokal bisa bersaing di kancah nasional dengan membuat e-Katalog. Melalui intruksi Presiden Joko Widodo tentang pembelanjaan 40 persen APBD menggunakan produk UMKM lokal, pelaku UMKM harus melihat hal tersebut sebagai peluang.

Bupati Tuban Aditya Halindra Faridzky di Kelurahan Gedongombo Semanding Kabupaten Tuban mengatakan, program One Village One Product (OVOP) yang digagasnya disambut baik oleh pemerintah pusat. Hal tersebut menjadi kesempatan untuk UMKM tuban untuk masuk pada e-katalog. 

“Pemerintah menargetkan 40 persen penyerapan belanja harus produk UMKM. Untuk itu, seluruh sektor UMKM kita harus melihat ini sebagai peluang,” ucapnya.

Bupati menambahkan, dari target 400 miliyar rupiah yang diberikan, sudah ada 200 miliyar produk UMKM lokal Tuban yang bisa di fungsikan. 

“Harapannya, April nanti penyerapan sudah bisa 40 persen,” imbuhnya.

Soal pemasaran, Pemkab Tuban terus membuat event yang dapat melibatkan UMKM lokal, agar ada promosi dan penyerapan produk dapat dilakukan secara maksimal. Seperti event car free night, yang melibatkan lebih dari 160 pelaku UMKM. “Ini contoh pemasaran kongkrit, dan kebijakan ini akan kita teruskan dan kuatkan,” kata Mas Bupati.

Pada kesempatan yang sama, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menyatakan Kontribusi UMKM Jawa Timur telah menyumbang Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) sebesar 57,25 persen. Dukungan pemerintah provinsi untuk terus mendorong UMKM berkembang melalui penyerapan produk lokal.

Hal tersebut sesuai dengan mandat Presiden Joko Widodo jum’at lalu, melalui  rapat koordinasi bersama seluruh kepala daerah baik Bupati, Wali Kota dan Gubernur. 

Sesuai arahan Presiden Joko Widodo tahun ini target belanja APBN dan APBD mencapai 400 triliun untuk produk dalam negeri terutama UMKM. 

“Provinsi Kabupaten/ Kota di Indonesia ditarget 200 triliun rupiah. Untuk Pemprov Jawa Timur, kabupaten/kota di target 26,8 triliun,” terang Khofifah.

Khofifah menjabarkan, estimasi untuk semua kabupaten/kota di Jawa Timur membelanjakan produk dalam negeri senilai  26,8 persen, maka akan menambah pertumbuhan ekonomi di Jatim sebanyak 0,8 persen. Ketika 400 akan menambah pertumbuhan ekonomi 1,5 hingga 1,7 persen secara nasional.

Selain itu, untuk pertumbuhan pengadaan barang dan jasa (PPBJ) juga terus di dukung, sebab nantinya akan ada potensi perekrutan tenaga kerja, yang dibarengi dengan sektor real yang akan bergerak lebih massive. 

“Ada produk alat pertanian, alutsista, dan lainnya yang nantinya dapat memantik sektor real untuk berkembang,” pungkasnya. [Ali]