Masuk Indonesia Sejak Tahun 70-an, Musik Underground Masih Eksis dan Semakin Berkembang

Reporter: Dina Zahrotul Aisyi

blokTuban.com- Musik bawah tanah atau yang biasa dikenal sebagai musik underground mulai masuk ke Indonesia di kisaran tahun 1970-an. Musik yang identik dengan instrument-instrumennya yang keras tersebut memiliki berbagai genre, seperti punk, metal, hardcore. Sampai saat ini, musik-musik underground terus berkembang dan masih eksis hingga kini, bahkan Indonesia punya ribuan band underground, termasuk di Kabupaten Tuban.

Musik underground berbeda dengan musik mainstream yang biasa digandrungi sebagian masyarakat, sehingga penggemarnya memang lebih segmented. 

Arif Heru Mahendra, salah satu kolektor rilisan fisik musik underground dari musisi lokal Tuban yang sekaligus masih aktif dalam pergerak musik underground Tuban, sebagai player di band underground Last Protect (RIP) mengungkapkan bahwa musisi-musisi underground di Tuban ada banyak.

“Kalau ditanya jumlah pastinya ya nggak bisa nyebutkan, karena selalu bertambah terus. Ada juga salah satu musisi Tuban yang sudah split album (kolaborasi) dengan musisi luar negeri, Argentina, Italy,” ujarnya.

Heru juga mengatakan jika band-band underground di Tuban membuat kompilasi album dari 19 musisi dengan judul “local pride”. Rilisan fisik tersebut juga bermedia partner dengan Team korahkorah (TK2). 

Sementara itu, Dwi selaku founder TK2 mengungkapkan bahwa tujuan membuat kompilasi album tersebut memang dikhususkan untuk musisi underground Tuban sebagai bentuk support dan menghargai suatu karya band-band underground Tuban.

“Biasanya kalau ada event kompilasi album itu ada yang ditarik biaya, tapi yang tak buat kemarin itu emang buat temen-temen tuban dan cuma-cuma. Kita juga bagikannya cuma-cuma. Ini sebagai bentuk support sih, selain band lama juga band-band baru,” ungkapnya.

Dwi melanjutkan, bahwa project yang dibuatnya tersebut masih belum keseluruhan dari band-band underground yang ada di Tuban. 

“Sebenernya masih banyak yang belum tergabung karena satu dan lain hal, ya Insya Allah kalau ada next event semoga bisa bikin lagu bareng lagi,” jelasnya.

19 Musisi yang tergabung dalam album kompilasi ‘local pride’ tersebut antara lain Suara Kampungan, Punden, Tri Mas Kenthir, Screamer Liver, Christian SY, Andre, L.O.V.E, Chimeng D Shalom, Ileum, Ita itu, Anemly, Diaherashypilis Masturbation, Bams Arch, Poros Molotov, B.A.S, Awikwok, Januar Prabowo, dan Naskah. [din/ono]