Baca Karakter Anak Melalui Media Gambar, Rumah Persinggahan Tuban Gelar Workshop Keliling

Reporter : Savira Wahda Sofyana

blokTuban.com – Rumah Persinggahan mengadakan workshop keliling pada Minggu (13/2/2022). Rumah ramah anak tersebut bertujuan untuk membantu para orang tua mengetahui potensi dan karakter yang dimiliki oleh anak sejak dini.

Untuk dapat mengetahui dan memahami karakter pada anak, dapat dilakukan dengan beberapa metode. Jiwa anak yang masih sangat bebas, menimbulkan hal yang perlu dipriotaskan dalam segala aspek dan harus selalu dipantau. 

Menjadi hal wajar, bila banyak orang tua ingin mengetahui karakter anak sejak dini agar bisa mengarahkan dan mendidiknya dengan cara yang tepat. Salah satu metode yang bisa dilakukan orang tau untuk mengetahui karakter buah hati yaitu melalui media gambar. 

“Memang tujuannya di periode awal ini kita untuk pertama tentang membaca karakter anak. Jadi nanti saya akan membagikan kertas yang bebas dicoret sama anak dan anak ini nanti akan diarahkan kira-kira gimana karakternya,” ucap Muchammad Nahrus, pengisi materi workshop kepada reporter blokTuban.com. 

Saat orang tua mengetahui karakter anak, Nahrus melanjutkan, jika nantinya potensi yang dimiliki oleh anak bisa diarahkan oleh orang tua agar bisa berkembang dan menjadi lebih baik lagi. 

Metode yang digunakan untuk penilaian karakter anak yaitu metode tentang pemilihan obyek, penguasaan obyek, goresan anak, dan juga komposisi dari goresan yang telah dilakukan oleh anak. 

“Kita nanti bisa mengambil indikator ini sebagai komulatifnya kita ketemu, anak ini karakternya seperti ini. Tapi bukan karakter yang spesifik seperti layaknya psikologi anak, tapi ini lebih karakter anak gambarnya seperti apa,” terangnya. 

Acara yang bertempat di Rijals Babershop & Angkringan Papakiya di Desa/Kecamatan Widang tersebut, diikuti oleh puluhan anak dari berbagai macam usia mulai dari anak yang berusia dua tahun hingga sembilan tahun terbagi dalam dalam sesi. 

Pada sesi pertama, anak dibiarkan untuk bebas corat coret atau menggambar dalam bentuk apapun yang disukai tanpa ada pengarahan dari orang tua. Hal tersebut bertujuan untuk mengetahui seberapa besar minat anak pada lukis. 

“Tujuannya untuk menilai apakah anak lebih cenderung pada otak kiri (rasional) atau cenderung ke otak kanannya (irisional),” paparnya. 

Lebih lanjut, pada sesi kedua, anak dikelompokkan menjadi dua kelompok lagi yaitu kelompok A (irasional) dan kelompok B (rasional). Pada sesi ini, anak irasional diminta untuk melanjutkan coretannya dan diarahkan merubah coretan menjadi karya yang estetik. 

Sedangkan, anak rasional diajarkan untuk membuat pola dengan capaian sesuai dengan pada jenjang usia perkembangan motorik anak dengan diarahkan pada lukisa figuratif, realis, dan naturalis. Selain itu, dalam sesi tersebut orang tua diberikan pembekalan materi tentang penanganan sederhana pada tipe-tipe anak tertentu. 

Sementara itu, Nurul salah satu orang tua yang ikut serta mengatakan, jika ia mengajak anaknya ikut serta dalam workshop berharap agar anaknya lebih berani, serta memiliki fikiran yang lebih berkembang dari sebelumnya. 

“Biar anak lebih berani terus berkembang fikirannya soalnya di rumah tidak punya teman,” tandasnya. [Sav/Ali]