Perempuan Desa Leran Kulon Berbagi Tips Budidaya Jamur Tiram

Reporter : Savira Wahda Sofyana

blokTuban.com – Budidaya jamur tiram memang usaha yang cukup menjajikan untuk dicoba. Selain keuntungan yang menggiurkan, usaha ini juga mudah untuk dijalani. Pembudidaya jamur tiram saat ini tidak perlu susah-susah untuk membuat bibit sendiri, lantaran bibit jamur bisa dibeli dalam bentuk baglog.

Tak heran, jika saat ini budidaya jamur tiram semakin populer di Indonesia dan sudah banyak masyarakat yang ikut melakoninya, termasuk masyarakat di Kabupaten Tuban. Salah satu pembudidaya Jamur Tiram asal Desa Leran Kulon, Kecamatan Palang ialah Isma Alfiatus Shofi. 

Dalam membudidayakan jamur tiram, perempuan yang biasa disapa Atus itu mengatakan jika hal pertama yang harus disiapkan ialah tempat atau rumah jamur. Pada umumnya, tempat tersebut diisi dengan rak untuk meletakkan baglog.

“Pokoknya ruangannya harus lembab terus, kalau cuaca panas penyiramannya tiga kali sehari. Tanahnya juga nggak boleh kering harus lembab terus, kalau panas susah keluar jamurnya,” ujarnya kepada blokTuban.com, Selasa (8/2/2022).

Setelah rumah jamur sudah siap, Atus melanjutkan langkah berikutnya meyiapkan baglog jamur yang menjadi media tanam bibit jamur. Di dalam baglog tersebut terdapat bibit jamur tiram dan juga serbuk gergaji kayu.

Pada umumnya, baglog dibungkus dengan plastik dan ujungnya diberi lubang sebagai tempat tumbuh jamur. Sedangkan proses baglog berubah warna menjadi putih membutuhkan waktu sekitar 30 hingga 40 hari.

“Sebelumnya warnanya coklat, gergaji kayu terus ditunggu sampai jadi putih masanya itu 30 sampai 40 harian, kalau tumbuhnya 10 harian baru dibuka cincin baglognya,” terangnya.

Biasanya, satu baglog jamur tiram bisa dipanen hingga tiga kali, selain itu semakin sering baglog menumbuhkan jamur semakin besar pula bentuk dari jamur tiram tersebut.

“Sebenarnya masih bisa tumbuh kalau sudah tiga kali, tapi lama tumbuhnya dan jamur juga tidak memiliki bobot tidak seperti yang masih baru,” katanya.

Lebih lanjut, dalam membudidayakan jamur tiram juga harus melakukan pencegahan hama. Kapanpun hama dapat menyerang, dan tanpa bisa diprediksi sebelumnya. Dalam mencegah hama tersebut, biasanya perempuan berusia 23 tahun itu melakukan penyemprotan obat di daerah sekitar kumbung secara teratur.

Meskipun seluruh jamur yang dibudidayakan oleh Atus ialah jamur tiram, akan tetapi ia mengaku jika terdapat tiga jenis warna pada jamur miliknya yaitu warna putih, coklat susu, dan juga coklat.

“Tapi kalau disini nggak laku, karena pada cari yang warna putih,” tutupnya. [Sav/Ali]