Ingin Kualitas Padi Premium, Gubernur Khofifah Tawari Petani Milenial Tuban Mesin Pengering

Reporter : Savira Wahda Sofyana

blokTuban.com – Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa mengapresiasi adanya petani milenial di tengah-tengah masyarakat. Dengan begitu, ia mendorong agar para petani muda tersebut bisa terus meningkatkan produktivitas serta kualitas dari hasil panen, Rabu (2/2/2022). 

Sekalipun dalam dua tahun Jawa Timur menduduki peringkat tertinggi dalam produktivitas padi secara nasional, namun kualitas yang dihasilkan masih medium. Oleh karena itu, pembentukan petani milenial ini sebagai bentuk transformasi dari sistem manual menjadi digital yang bisa berimbas pada peningkatan produksi. 

“Panen raya di sini sangat penting, karena kita akan terus meningkatkan produktivitas dan kualitas. Kita tahu kalau produksi gabah kering giling kita tahun 2020 lalu dan tahun 2021 tertinggi. Maka saya berharap bahwa produktivitas tertinggi itu akan diikuti oleh kualitas yang tinggi pula,” ujarnya Khofifah dalam acara pengukuhan petani milenial dan panen raya, di Desa Bandungrejo, Kecamatan Plumpang, Kabupaten Tuban. 

Untuk mendukung petani dalam meningkatkan kualitas hasil panennya, Khofifah menawari mesin pengering padi kepada para petani milenial Tuban. Rendahnya kualitas dari produksi padi, salah satunya disebabkan masih banyaknya kadar air yang terkandung di dalamnya. 

Ketika padi masih memiliki kandungan air didalamnya, maka saat dilakukan proses penggilingan padi akan rusak dan kualitasnya medium. Oleh karenanya, keberadaan dryer sangatlah penting untuk menghasilkan kualitas beras yang premium. 

”Jadi inilah yang harus di tingkatkan menjadi premium maka dryer menjadi penting, Maka, saya tadi bertanya apakah teman-teman dari petani milenial Ronggolawe yang ada di Bandungrejo ini masih butuh dryer karena dari dinas pertanian masih memungkinkan untuk diakses,” ujarnya

Selain itu, Gubernur perempuan itu menyampaikan bahwa pada tahun 2030 mendatang backbone ekonomi dunia adalah 80% UMKM, dari berbagai backgrund termasuk sektor pertanian. Maka dari itu, ia membuka peluang bagi para petani milenial ronggolawe berusia 15 tahun hingga 22 tahun untuk mengikuti trining digital ekonomi yang diselenggarakan oleh kedutaan Inggris. 

”Pada 2030, 99 persen will be online, jadi memang benar-benar digitalisasi sistem ekonomi harus lebih semarak. Pemrov kan punya milenial job center yang sekarang sudah finalisasi bersama South East Asia Grup untuk memberi training digitalisasi ekonomi secara lebih advance. Cuma bagaimana kita mengajak milenial yang sudah punya passion cukup kuat di sektor UKM termasuk pertanian, mereka akan bergerak melakukan transformasi digital,” terangnya. [Sav/Ali]