1.220 Pekerja Lokal Tuban Terserap di Kilang Minyak

Reporter : Ali Imron

blokTuban.com - Serapan tenaga kerja lokal Tuban di Kilang Minyak GRR telah mencapai 1.220 orang. Mereka berasal dari ring 1 perusahaan termasuk dari Desa Wadung, Rawasan, Mentoso, Sumurgeneng, dan Kaliuntu, Kecamatan Jenu, Rabu (2/2/2022). 

Direktur Utama Pertamina Rosneft, Kadek Ambara Jaya dalam keterangan resminya dilansir dari situs resmi Pertamina, mengatakan perusahaan berkomitmen menciptakan multiplayer effect bagi masyarakat Tuban di proyek GRR Tuban. Komitmen penyerapan pekerja lokal dimulai sejak pembersihan lahan atau land clearing. 

"Total ada 1.220 pekerja yang diberdayakan sejak tahapan land clearing 1 hingga IV," ujar Kadek. 

Selain itu, Pertamina Rosneft terus menjalankan program Tanggung Jawab Sosial Lingkungan (TJSL) mulai 2019 sampai 2021 dengan nilai kontribusi kurang lebih Rp23 miliar. Diantaranya berbentuk program sosial beasiswa D3 Politeknik Energi dan Mineral (PEM) Akamigas Cepu bagi para siswa bertalenta di area Tuban. Tahun 2022 menjadi tahun terakhir studi penerima beasiswa. Program tersebut telah dirancang berkelanjutan dan menyasar seluruh lapisan masyarakat.

Dedikasi PT Pertamina Rosneft Pengolahan dan Petrokimia (Pertamina Rosneft) dalam mengawal Proyek Strategis Nasional (PSN) Kilang GRR Tuban ditunjukkan dalam performanya mengakselerasi proyek hingga optimalisasi serapan TKDN. Sebagai proyek strategis, Kilang GRR Tuban diproyeksikan akan menjadi salah satu kilang terbesar Indonesia dan menghasilkan produk BBM berkualitas seperti Gasoline, Diesel, dan Avtur hingga 229 ribu barrel per hari. 

Proyek GRR Tuban sendiri memiliki target serapan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) sebesar 27.85%. Komponennya antara lain penyerapan tenaga kerja lokal saat proyek berlangsung, setelah proyek berlangsung, hingga barang dan jasa dalam negeri yang berkualitas.  

“Bahkan, proyek GRR Tuban akan turut serta menggunakan bahan baku lokal dalam proses konstruksinya. Untuk menjamin kualitas TKDN, kami menggandeng PT Surveyor Indonesia (Persero) dalam melaksanakan vendor assessment proyek agar para vendor benar-benar memenuhi nilai TKDN dalam pengadaan barang yang akan diserap dalam konstruksi GRR Tuban,” imbuh Kadek. 

Mengingat nilai strategis yang dimiliki Kilang GRR Tuban untuk menyokong ketahanan energi negeri, pihak Pertamina Rosneft berkomitmen untuk mengelola proyek ini secara on track. Hingga akhir Desember 2021, progres proyek mencapai 62,77% dalam tahapan penyusunan desain (Front-End Engineering Design/FEED). 

"Angka ini cukup jauh melampaui target awal yaitu sebesar 56,45%. Penyusunan desain teknis ini merupakan fase yang krusial dalam pembangunan kilang, karena dari FEED ini akan didapatkan desain dan spesifikasi kilang secara lengkap sebagai dasar untuk melanjutkan proyek,” jelas Kadek. 

Proyek Kilang GRR Tuban merupakan program pembangunan kilang minyak baru yang terintegrasi dengan kilang petrokimia guna mewujudkan ketahanan energi negeri. Selain produk BBM, Kilang GRR Tuban bertujuan menghasilkan produk petrokimia sebesar 2820 kilo ton per tahun, serta paraxylene sebesar 1300 kilo ton per tahun. 

Kilang yang memiliki kapasitas pengolahan hingga 300 ribu barel per hari ini akan menjadi salah satu kilang terbesar yang dimiliki Pertamina. “Mohon dukungan para pihak dan masyarakat untuk menjaga kondusifitas proyek ini agar On Track, On Budget, On Specification, On Return dan On Regulation,” tutup Kadek. [Ali]