Gubernur Jatim Hadiri Pengukuhan Petani Milenial dan Panen Raya di Tuban

Reporter : Savira Wahda Sofyana

blokTuban.com - Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa didampingi Bupati Tuban, Dandim 0811, Kapolres, anggota DPRD Tuban, Tulus Setyo Utomo, OPD Jatim dan Tuban terkait, Forkopimca Plumpang, dan tokoh masyarakat setempat melaksanakan pengukuhan aliansi petani milenial Ronggolawe. Sekaligus panen raya padi di Desa Bandungrejo, Kecamatan Plumpang sekitar pukul 13.00 Wib. 

Khofifah mengaku bahagia ada anak muda yang memiliki komitmen untuk mengembangkan sektor pertanian hulu hilir. Alurnya mulai tanam, petik, olah, kemas, dan jual. Kelebihan petani milenial Ronggolawe sudah memiliki produk hilirnya, yang diharapkan segera mendapatkan sertifikasi halalnya. 

"Saat ini Jatim ditarget 1,5 juta item sertifikasi halal oleh pemerintah. Sekarang ini sedang disiapkan 100 ribu pendampingan produk halal," ujar Khofifah dalam sambutannya. 

Gubernur perempuan itu juga menyampaikan makanan masa depan, yang bebas gula, dan karbo yaitu porang. Saat ini produksi tertinggi ada di Kabupaten Trenggalek, akan tetapi kualitas yang paling bagus di Madiun. Masa tanam porang sendiri kurang lebih delapan bulan. Setelah tiga kali masa tanam atau dua tahun, satu biji beratnya mencapai 13-15 Kg. Peluang menanam porang masih sangat besar, sebab hilirisasinya baru ada di Madiun. 

Terkait produksi padi, Gubernur Jatim bangga karena tertinggi di Indonesia melewati Jawa Tengah. Artinya petani di Jawa Timur luar biasa. Pada tahun 2021, meskipun belum dirilis informasinya Jatim tetap yang tertinggi. Persoalannya adalah produksi padi Jatim baru memiliki kualitas medium dan belum premium. Faktornya adalah kandungan airnya masih banyak dan sedikit gabungan kelompok petani yang memiliki driyer. 

"Mesin driyer padi akan kita kirimkan ke Gapoktan Bandungrejo. Supaya mampu memproses beras kualitas premium," katanya.

Ketua Panitia Petani Milenial, Ardiana Fikri menjelaskan, keberadaan petani milenial untuk menjawab miskomunikasi antara petani kolonial atau senior. Pihaknya miris melihat kenyataan bahwa anak milenial sekarang tidak tertarik dengan pertanian. Dari sini ia menghimpun petani milenial untuk maju berpikir supaya pertanian Tuban bisa lebih baik. Sekaligus mendukung porgram pemerintah yaitu kedaulatan pangan. 

"Kami tertarik menanam porang dan mendukung program Gubernur Jatim," sambungnya. 

Selain porang, Ardian juga menyampaikan keluhan petani sekitar Bandungrejo soal Kali Avour. Ia meminta Bupati Tuban memperhatikan terkait pelebaran sungai tersebut. Di mana setiap tahun tidak mampu menampung derasnya air, akibatnya petani gagal panen. Pada area 500 hektare kurang lebih, petani menelan kerugian hingga Rp 16 miliar per tahun per musim. Estimasinya per hektare sawah mampu menghasilkan padi sebanyak delapan ton. 

Bupati Tuban, Halindra menambahkan, di Tuban ada banyak produk unggulan yang bisa disertifikatkan halal. Seperti Pace produk minuman petani milenial Ronggolawe, dan Legenda minuman khas Tuban tanpa bahan pengawet yang mampu bertahan beberapa hari. 

"Bagi petani yang memiliki produk unggulan, bisa dikomunikasikan dengan Pemerintah supaya dibantu mendapatkan sertifikat halalnya," seru Bupati Halindra.  

Halindra juga menyampaikan, bahwa di tahun 2021 Pemkab telah melakukan pembangunan kegiatan infra yaitu Jalan Usaha Tani (JUT). Tujuannya untuk mendekatkan produsen dan konsumen. Selama 2021 total jalan yang telah dibangun sepanjang 200 Kilometer lebih. 

"itupun bentuk kolaborasi Pemdes dan kabupaten," jelasnya.  

Meskipun terkendala oleh hujan dan mengalami sedikit kemoloran, akan tetapi seluruh rangkaian acara berjalan dengan lancar. Sebagai acara penutup, Gubernur dan rombongan melaksanakan panen raya di Kecamatan Plumpang Serta membagikan bingkisan kepada para petani serta warga sekitar. Selanjutnya menuju kebun Kelengkeng di Desa Sugihan Merakurak, dan memantau minyak goreng di Kecamatan Tuban. [Sav/Ali]