Mahasiswa PMII Menuntut Pemkab Tuntaskan Kemiskinan di Tuban

Reporter : Ali Imron

blokTuban.com - Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) melakukan unjuk rasa di depan Kantor Bupati Tuban Jalan Kartini Nomor 2, Rabu (19/1/2022).

Massa berkumpul pada pukul 09.00 Wib dan berangkat dari Graha PMII Tuban. Korlap aksi Eko Wahyudi menyerukan yang terjadi pada hari ini justru malah tidak sesuai dengan misi Bupati Aditya Lindra yang kedua yakni meningkatkan pengelolaan dan nilai tambah sektor pertanian secara meluas.

Juga pariwisata, perindustrian, perdagangan yang berbasis pemberdayaan dan ekonomi kerakyatan serta menciptakan seluas-luasnya kesempatan berusaha, membangun dan memantapkan sinergitas daya saing usaha, ekonomi lokal dan pengembangan ekonomi kreatif.

"Seharusnya hari ini tingkat kemiskinan masyarakat di Kabupaten Tuban menurun bukan malah meningkat dan tetap menjadi urutan nomor lima paling bawah pada garis kemiskinan  di Jawa Timur. Perlu di garis bawahi bahwa misi bupati Aditya Lindra yang berbunyi memantapkan sinergitas daya saing usaha, ekonomi dan pengembangan ekonomi kreatif. Tidak ada implementasinya sama sekali. Dalam artian Bupati Lindra sampai saat ini tidak mampu menangani kemiskinan di Kabupaten Tuban yang ada hanyalah menambah presentase angka kemiskinan di Tuban," ujarnya.

Sementara Khoirukum Mimmu'aini selaku Ketua Umum PC PMII Tuban, menambahkan atas kondisi kemiskinan di Tuban meminta Bupati Aditya Halindra Faridzky memberikan kontribusi nyata kepada rakyat miskin dan segera melakukan pemberdayaan dan perhatian khusus kepada pelaku UMKM.

Pemkab harus memberikan beasiswa mulai dari tingkat pelajar samapi jenjang perguruan tinggi kepada masyarakat kurang mampu. Segera menuntaskan bantuan sosial yang tidak tepat sasaran, dan memberikan edukasi kepada penerima bantuan sosial dan bersihkan penyelewengan instruksikan kepada setiap perusahaan yang berdiri di Tuban untuk memberikan jaminan kesehatan kepada setiap karyawannyan yang terikat outsourcing atau pun karyawaan tetap.

Tuntutan lainnya yaitu Pemkab harus meningkatkan SDM bagi pendidik sesuai dasar yang di miliki. Sekaligus menyediakan wahana literasi sebagai bentuk dukungan minat belajar dalam dunia pendidikan.

"Jika point-point di atas selama tujuh kali dua puluh empat jam tidak ada respon dari pemerintah Kabupaten Tuban, khususnya Bupati Lindra. Maka kami PC PMII TUBAN akan kembali turun jalan dengan membawa masa yang lebih banyak lagi," sambungnya.

Dalam aksi tersebut, massa tidak ditemui Bupati Lindra dan sebagai gantinya ditemui oleh Kepala Dinsos P3A, Pemerintah Desa dan KB Tuban, Eko Julianto serta Sekretaris Bappeda Tuban, Darmadin Noor, Kepala Satpol PP, Gunadi, Kabag Ops Polres Tuban, Kapolsek Kota.

 

"Angka kemiskinan dihitung pada periodesasi Maret 2021 dan kita ketahui Indonesia termasuk Tuban dilanda pandemi. Pembatasan di sana sini dan ekonomi tidak jalan memicu naiknya angka kemiskinan," kata Eko Julianto.

Mantan Kabag Kesra menambahkan, naiknya angka kemiskinan tidak hanya dialami Tuban tapi juga kabupaten tetangga seperti Bojonegoro. Saat ini Pemkab konsentrasi menangani kemiskinan yang ada melalui kebijakan bantuan sosial yang lebih tepat sasaran.

"Cara kami yaitu memvalidkan data penerima bansos di tahun 2022. Validasi telah dilakukan Pemkab mulai Oktober-November hasilnya ada temuan penerima yang tidak layak dan ada pula yang berhak menerima tapi belum masuk datanya," imbuhnya.

Sebagaimana data yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) Tuban, bahwa jumlah penduduk miskin (penduduk dengan pengeluaran per kapita per bulan di bawah Garis Kemiskinan/GK) di Kabupaten Tuban pada bulan Maret 2021 mencapai 192,58 ribu jiwa. 

Jumlah tersebut bertambah sebesar 5,44 ribu jiwa, bila dibandingkan dengan kondisi Maret 2020 yang sebesar 187,13 ribu jiwa. Berdasarkan persentase penduduk miskin di Kabupaten Tuban dalam rentang waktu satu tahun, mengalami peningkatan sebesar 0,40 persen dari 15,91 persen pada Maret 2020 menjadi 16,31 persen pada Maret 2021. 

Faktor yang diduga terkait dengan kondisi kemiskinan di Kabupaten Tuban miskin selama periode Maret 2021 adalah aktifitas perekonomian masih belum pulih sebagai dampak pandemi covid-19.

Hal tersebut tercermin dari informasi big data (https://dataforgood.facebook.com) pergerakan masyarakat di Kabupaten Tuban yang rata-rata masih -0,08 terhadap kondisi Februari 2020 (baseline kondisi sebelum pandemi). 

Apabila dibandingkan dengan Kabupaten Lamongan (-0,06) dan Bojonegoro(-0,07), Tuban memiliki nilai lebih rendah yang menunjukkan bahwa masyarakat Tuban belum banyak beraktivitas di luar rumah sehingga berpengaruh terhadap perekonomian.

Garis Kemiskinan di Tuban pada bulan Maret 2021 sebesar Rp388.176,00 per kapita per bulan, bertambah sebesar Rp16.711,00 per kapita per bulan atau meningkat sebesar 4,50 persen, bila dibandingkan kondisi bulan Maret 2020 yang sebesar Rp371.465,00.

Adapun garis kemiskinan per rumah tangga merupakan gambaran besarnya nilai rata-rata rupiah minimum yang harus dikeluarkan oleh rumah tangga untuk memenuhi kebutuhannya agar tidak dikategorikan miskin. 

Rata-rata garis kemiskinan per rumah tangga pada Maret 2021 untuk Kabupaten Tuban sebesar Rp1.579.876,32 per rumah tangga per bulan bertambah sebesar Rp126.796,13 per rumah tangga per bulan dibanding kondisi Maret 2020 yang sebesar Rp1.453.080,19 per rumah tangga per bulan. [ali/ono]