Omicron Masuk Jatim, Warga Tuban Dihimbau Hindari Daerah yang Banyak Turisnya

Reporter : Ali Imron

blokTuban.com - Covid-19 varian Omicron sudah masuk di wilayah Jawa Timur. Satgas Corona Jatim mengajak semua pihak untuk berupaya mencegah varian tersebut meluas di Jatim, maupun mencegah terjadinya penularan lokal.

Dalam keterangan resminya, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengajak masyarakat di wilayahnya untuk tidak panik. Sekaligus meningkatkan kewaspadaan dengan memperketat protokol kesehatan menyusul ditemukannya varian Covid-19 Omicron. Temuan kasus Covid-19 varian Omicron di Surabaya ini berdasarkan laporan dari Institute Tropical Disease (ITD) Unair.

Secara khusus, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Tuban, Bambang Priyo Utomo menghimbau masyarakat Tuban dalam sepekan ke depan untuk menahan diri tidak ke luar kota.

 "Boleh ke luar kota atau luar negeri ketika kondisi urgen. Semua masyarakat harus disiplin menerapkan 5M," katanya kepada blokTuban.com, Senin (3/1/2022).

Dua poin yang harus diperhatikan oleh warga Tuban yaitu, bepergian ke luar negeri ditunda sementara waktu. Kedua, hindari atau jangan datangi daerah yang banyak turis asinya. Upaya mencegah penularan varian Omicron sangat penting, meskipun omicron tidak seganas varian Delta.

"Omicron ini penularannya cepat. Gejalanya tidak mesti batuk, panas, pilek, tapi bisa langsung nyerang ke organ dalam. Tidak parah dan tidak mematikan varian ini," imbuh mantan Kepala Puskesmas Tambakboyo.

Munculnya Omicron di Jatim, Bambang optimis masyarakat Kabupaten Tuban tidak mudah tertular karena sudah divaksin. Bagi warga yang belum divaksin dan jalan-jalan ke luar kota, memiliki resiko lebih untuk tertular virus.

Total vaksinasi program di Kabupaten Tuban per awal tahun 2022 sebanyak 1.208.428 suntikan atau 63,89 persen. Dosis 1 744.804 (78,75 perse), dosis 2 459.924 (48,63 persen), dan dosis 3 sebanyak 3.700 orang (0,39 persen).

Sebelumnya, ahli epidemiologi sekaligus direktur kedokteran tropis Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, dr. Riris Andono Ahmad, MPH, Ph.D mengungkapkan pada tanggal 26 November World Health Organization (WHO) mengumumkan adanya varian baru, yakni omicron yang ditemukan di Afrika Selatan.

“Laporan pertama kali muncul tanggal 24 November, dan langsung dinyatakan sebagai variant of concern (VOCs) oleh WHO,” terangnya di podcast tropmed UGM.

Varian tersebut merupakan hasil dari mutasi virus yang sebenarnya adalah hal normal, meskipun pada umumnya mutasi tersebut tidak memiliki dampak.

“Pada suatu titik mutasi bisa jadi menyebabkan perubahan karakteristik dan perilaku suatu virus, entah bisa lebih cepat menyebar, meningkatkan keparahan penyakit, menembus imunitas, atau bahkan alat deteksi kita tidak bisa mengidentifikasi virus tersebut,” jelasnya.

Berdasarkan dampaknya, WHO membagi besaran dampak virus menjadi dua, yakni variant of interest (VOIs) dan variant of concern (VOCs). Variant of concern sendiri merupakan variant yang bisa mengubah epidemiologi sekaligus cara mengendalikan pandemi.

Varian omicron yang muncul, ditetapkan menjadi variant of concern karena data yang ditunjukkan di Afrika Selatan transmisinya yang diperkirakan lima kali lebih cepat dibanding varian delta. [ali/ono]