5 Tips Aman Agar Anak Tidak Hilang Saat Berwisata

 

Reporter: Ali Imron

blokTuban.com - Kejadian anak hilang sering terjadi ketika sedang berwisata, termasuk di wisata gratis Pantai Semilir Desa Socorejo, Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban pada Minggu (26/12/2021) siang. Ada banyak faktor kenapa si buah hati dapat lepas dari pantauan orang tuanya asal Kabupaten Bojonegoro tersebut.

Anak laki-laki berusia 2 tahunan tersebut, ditemukan salah satu pengunjung berjalan sendirian sambil menangis. Saat didekati ternyata anak terebut lepas pengawasan dari orang tuanya. Karena si anak terus menangis, akhirnya dibawa ke pengelola kebetulan ada Kepala Desa Socorejo, Kecamatan Jenu, Zubas Arief Rahman Hakim.

Spontan Kades langsung mengumumkannya dengan pengeras suara ciri-ciri anak tersebut. Setelah beberapa kali diumumkan anak berkaos merah, akhirnya datang seorang lelaki yang tak lain ayah anak tersebut. Pria tersebut mengucapkan terimakasih kepada pengunjung lain dan Kades Socorejo karena sigap menangani kasus anak hilang.

"Kami harapkan orang tua yang membawa buah hati lebih waspada dan jeli. Apalagi anak-anak yang berusia 2 tahun belum dapat diajak bicara dua arah. Semoga tidak ada kasus anak hilang seperti siang ini lagi," ujar Kades Arief kepada blokTuban.com di lokasi.

Sedikitnya ada lima tips bagi pengunjung supaya anak-anaknya aman dan tidak hilang saat berada di tempat wisata. Mengutip Popmama.com, orang tua harus memberi perhatian ekstra kepada anaknya karena buah hati cenderung tertarik dengan lingkungan baru yang ditemuinya.

Tips pertama adalah membuat rencana sebelum berangkat ke lokasi wisata. Rencana keamanan penting dibuat oleh orang tua ketika merencanakan bepergian bersama anaknya. Poin yang perlu dibahas adalah tujuan liburan, siapa saja anggota keluarga yang ikut, kendaraan yang akan digunakan, hingga keamanannya bagaimana. Bila rencana telah disiapkan, maka orang tua bisa memberi pengertian ke buah hati supaya tidak jauh dari keluarga saat lepas pantauan.

Diskusi sebelum berangkat sangat diperlukan. Misalnya saat anak lepas dari orang tua bisa langsung mencari panitia atau pengelola wisata. Minimal anak dapat diajari untuk meminta bantuan petugas keamanan bila lepas dari keluarganya.

Tips kedua tak ada salahnya bila membekali anak dengan kartu identitas. Alasannya ketika anak hilang yang menemukan bisa mengetahui nama orang tua, alamat, hingga nomor telepon yang dapat dihubungi. Anak juga perlu dididik untuk dapat menghafal nama orang tua, dan di mana dia tinggal kepada petugas keamanan atau penolong lainnya.

Ketika hilang di tempat wisata atau pusat perbelanjaan, anak minimal mengenali pakaian orang tua atau keluarga yang mengajaknya. Informasi tersebut penting dan dibutuhkan untuk mempertemukan anak hilang dengan keluarganya. Kendati demikian, bila si anak belum mampu menghafal harus dipastikan kartu diri anak harus selalu ada di kantong baju si anak.

Tips ketiga dengan memberi pakaian yang mencolok bagi anak. Memberi baju couple dengan warna cerah bagi si buah hati bukan berarti norak, namun itu juga untuk antisipasi ketika anak hilang. Selain pakaian dengan motif mencolok, orang tua juga bisa memasang aksesoris pada anaknya yang mudah dicari misalnya tokoh kartun dan lain sebagainya. Selain mudah ditemukan saat keramaian, si anak juga mudah melihat mamanya.

Tips keempat adalah jangan lupa foto dulu si anak sebelum berangkat. Foto selfie bersama menjadi hal penting dilakukan sebelum berangkat ke sebuah tempat. Cara tersebut akan sangat membantu petugas yang sedang mencari anak hilang. Bila belum sempat memotretnya bisa dipastikan di handphone orang tua selalu tersedia foto buah hatinya.

Soal foto juga bukan hal penting disimpan oleh orang tuanya saja. Sebaliknya si anak juga wajib dibekali foto orang tuanya dan disimpan di sakunya. Tujuannya supaya mudah dikenali dan ditemukan ketika lepas dari pantauan keluarganya.

Tips kelima yang paling efektif dengan berpegangan tangan. Orang tua dan anak seyogyanya harus saling kerjasama dengan bergandengan tangan saat di tempat wisata atau pusat perbelanjaan. Si kecil dapat diberi tahu bila lepas pegangan dengan ibu maka bisa segera menggandeng tangan si ayah.

Sebelum berangkat perlu dipastikan bahwa semua anggota keluarga koperatif dan saling menjaga satu sama lainnya. Asumsi ayah yang menjadi penjaga keluarga harus dikesampingkan, sebab dengan bekerjasama maka keamanan keluarga lebih efektif. Anak hilang adalah petaka bagi orangtua, sehingga peran orangtua sangat penting dan harus saling bekerja sama dengan suami dalam mengawasi sang buah hati. [ali/col]