BUMDes Widang, Jatuh Bangun Berupaya Perkuat Ekonomi Desa

 

Reporter: Savira Wahda Sofyana

blokTuban.com – Saat ini hampir setiap daerah di perdesaan memiliki badan usaha yang dikelola oleh desa, termasuk di Kabupaten Tuban sendiri. 

Salah satu desa yang memiliki unit usaha atau yang biasa dikenal sebagai Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) ialah Desa/Kecamatan Widang yang sudah berdiri sejak akhir tahun 2017 lalu. 

Ada sekitar empat unit BUMDes yang dikelola oleh pihak pemerintah desa seperti Unit Simpan Pinjam, Saprodi, Pasar Desa, serta HIPPA.

“BUMDes Widang namanya Wijaya Makmur, perjalannya itu awalnya dapat suntikan dana dari provinsi yang namanya Jalin Matra sebesar Rp65 juta dan uang itu dipakai untuk simpan pinjam laki-laki,” ujar Suyoto Ketua BUMDes Widang, kepada blokTuban.com pada Jumat (17/12/2021) di kantor balai desa. 

Unit simpan pinjam tersebut dibentuk dengan tujuan untuk memperkuat perekonomian masyarakat Desa Widang sendiri. Diperuntukkan untuk para laki-laki yang menjadi kepala dalam rumah tangga. 

Belakangan ini pengelolaan unit simpan pinjam terkendala beberapa dana yang dipinjamkan untuk masyarakat mengalami kemacetan karena banyak yang menunggak.

“Ada sekitar Rp14 juta yang mengendap di teman-teman yang meminjam uang dari kami, di BUMDes itu ada empat unit tapi yang maksimal kami pegang itu unit di Simpan Pinjam dan Saprodi, kalau Saprodi kemarin diberi modal oleh Kepala Desa Rp50 juta sekarang berkembang jadi Rp63 juta diakhir 2020 kemarin,” bebernya.

Suyoto melanjutkan, kendala yang dialami dalam pengelolaan BUMDes Widang ada pada Standard Operating Procedure (SOP) yang belum jelas, sehingga sistem pengelolaannya belum bisa dilakukan secara optimal. 

Saat ini ada sekitar empat pengurus yang mengelola BUMDes Widang yaitu terdiri dari Ketua, Sekretaris, Bendahara, serta Kepala Unit Saprodi. Dalam sistem kerja BUMDes ada pembagian sekitar 20 persen untuk kas desa. 

“Saya punya keinginan bahwa seluruh aset yang diterima desa nanti masuk ke BUMDes semua, untuk usaha apapun kita gunakan, kemudian SHO baru nanti dikeluarkan untuk kegiatan desa,” ucapnya. 

Ketua BUMDes yang juga berprofesi sebagai guru madrasah tersebut berharap untuk kedepannya BUMDes yang dikelolanya bisa memberdayakan desa dari seluruh aset yang ada di desa, dengan mengelola seluruhnya dan mendapatkan hasil yang banyak sehingga bisa membangunnya dengan masksimal. [sav/lis]