Benjolan Tidak Lazim Pada Tubuh, Ini Beda Tumor Jinak dan Ganas

Reporter: Dina Zahrotul Aisyi

blokTuban.com - Benjolan atau tumor bisa muncul di bagian tubuh manapun, yang paling sering biasa terletak di ketiak, leher, dan payudara. Adanya benjolan tersebut bisa disebabkan oleh dua hal, yakni penyebab yang tidak dapat dimodifikasi dan penyebab yang dapat dimodifikasi.

Penyebab yang tidak dapat dimodifikasi berasal dari genetik, sedangkan penyebab yang dapat dimodifikasi adalah dari gaya hidup atau lifestyle, seperti makanan, kebiasan merokok, dan lain sebagainya. Benjolan atau tumor di tubuh ini ada dua jenis yakni tumor jinak dan ganas.

dr. M. Muhaimin Efendi, Sp. B, selaku dokter spesialis bedah RSUD dr. R. Koesma Tuban dalam acara Halo Dokter Radio Pradya Suara menjelaskan 80% tumor terjadi akibat gaya hidup dan 20% dari penyebab yang lain.

Perbedaan tumor jinak dan ganas tergantung lokasi benjolan. Apabila lokasi benjolan di leher, biasanya dari perabaan sudah berbeda. “Kalau jinak permukaannya halus, tapi kalau sudah ganas benjolan lebih terlihat,” terangnya pada Kamis (16/12/2021).

Ia melanjutkan jika pada payudara, saat pemeriksaan fisik jika tumor tersebut ganas maka dari bentuknya pun sudah terlihat tidak normal. “Kadang keluar cairan nanah di puting, kulitnya bentuknya kaya jeruk, ada semacam lesung pipi di payudara itu ciri-ciri sudah kanker,” ujarnya.

Spesialis bedah dari RSUD dr. R. Koesma tersebut mengungkapkan biasanya yang sering mengalami benjolan tidak lazim ini dari kelompok usia 50 ke atas. “Untuk yang ganas dari pasien yang datang kebanyakan usia 50an ke atas, kalau tumor jinak bisa menyerang semua usia,” paparnya.

dr. Muhaimin menjelaskan diagnosa benjolan yang tidak lazim dalam tubuh dilakukan melalui anamnesis, yakni pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang. “Kalau dari pemeriksaan fisik ada curiga keganasan maka dilanjut ke pemeriksaan penunjang seperti mamografi, usg, ataupun CT Scan,” jelasnya.

Keganasan benjolan tidak lazim dalam tubuh dilihat berdasarkan stadium yang dibedakan menjadi 4 stadium, yakni stadium 1, 2, 3, dan 4. “Stadium lanjut ini ketika sudah ke stadium 3 atau 4, kalau stadium 4 ini sudah akhir karena sudah metas ke organ yang lain,” terangnya.

Kebanyakan pasien yang memiliki benjolan tidak lazim baru datang ke rumah sakit ketika sudah stadium lanjut. Hal tersebut disebabkan oleh tiga faktor, yakni dari pasien, tumor, atau dari dokternya sendiri.

“Pertama dari tumornya, ini mungkin tumor yang pertumbuhannya cepat sehingga ketika datang sudah sampai di stadium lanjut. Kedua dari faktor pasien, mungkin takut jadi nggak mau periksa. Ketiga, dari pemeriksa sendiri karena kasus benjolan pada bagian tubuh tertentu, seperti tumor faring memang susah didiagnosis,” jelasnya.

Pertumbuhan tumor sampai ke stadium lanjut tergantung pada jenis tumornya sehingga tidak bisa ditentukan. “Biasanya pasien yang ke rumah sakit ketika sudah metas, misalnya ada benjolan di payudara, kankernya ini sudah metas ke organ lain. Gejalanya ketika metas ke paru maka akan sesak, kalau metas ke otak akan tidak sadar, kalau ke perut gejalanya mual, padahal tumor primernya dari payudara,” ungkapnya.

Ia melanjutkan pada dasarnya tumor dan kanker tidak menimbulkan rasa nyeri, jika merasakan nyeri kemungkinan akibat dari infeksi dari bakteri ataupun virus. “Jika sampai kanker yang paling cepat dirasakan adalah benjolan tersebut tumbuhnya cepat,” paparnya. [din/sas]