TPPI Latih Pelaku UMKM Tuban Pemasaran dan Pengelolaan Keuangan

Reporter : Ali Imron

blokTuban.com - PT. Trans Pacific Petrochemical Indotama (TPPI) melalui porgram Corporate Social Responsibility (CSR)nya memberi pelatihan kepada pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Kabupaten Tuban berupa pemasaran dan pengelolaan keuangan. 

Kali ini, TTPI menghadirkan pemateri yaitu, Dr. Ganjar Premannanto, SE., MSi selaku Ketua Departemen Manajemen FEB Uanir, dan Dr. Tri Siwi Agustina, SE., MSi sebagai Ketua Pusat Kewirausahaan dan Relasi Industri.

Pelatihan dibuka langsung oleh General Manager PT. TPPI, Sugiyo sekitar pukul 08.00 Wib, dilanjutkan pelatihan selama dua hari Selasa- Rabu (7-8/12/2021) di salah satu hotel di Jalan Basuki Rahmat Tuban.

Sugiyo mengucapkan syukur karena manajemen TPPI berkesempatan memberikan pelatihan dan peningkatan kapasitas pelaku UMKM yang ada di Kabupaten Tuban. Pemasaran dan pengelolaan keuangan menjadi penting untuk bisnis skala mikro di era digital ini.

"Bapak dan ibu yang berkecimpung di dunia UMKM harus memiliki kompetensi kerja keras dan kerja cerdas. TPPI menggandeng Unair berharap peserta pelatihan serius selama dua hari supaya ke depannya bisa mengembangkan bisnisnya dari ilmu yang diberikan pemateri," tutur Sugiyo.

Peningkatan kompetensi masyarakat bagi TPPI sangatlah penting. Sebab, keberadaan UMKM selain mempunyai peran dalam kehidupan masyarakat juga menjadi penopang ekonomi daerah hingga nasional. Bahkan, mampu mendatangkan devisa ketika produk-produk UMKM tersebut go internasional.

Program CSR hari ini, juga merupakan kewajiban perusahaan yang saat ini ditugaskan oleh Pemerintah memproduksi BBM seperti Pertamax dan Pertadex. Bukan hanya peduli terhadap warga sekilang saja yang ada di Kecamatan Jenu, lebih luas lagi mencakup se-Kabupaten Tuban.

"Arahan dari Bupati Tuban, CSR TPPI 60 persen untuk ring 1, dan 40 persennya diberikan kepada warga se-Tuban," sambung pria yang hobi bersepeda ini.

Dengan dimulainya pelatihan tersebut, SUgiyo berharap peserta terus mendoakan operasi TPPI lancar dan mampu menjalankan tugas dari negara. Kilang TPPI tersebut ditargetkan menjadi penghasil Petrokimia Terbesar di Asia Tenggara.

Sesuai arahan Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo, penyerahan Kilang TPPI di bawah kontrol Pertamina, karena sebagai salah satu kilang terbesar di Indonesia, kilang tersebut dapat dikelola secara terintegrasi. 

Sebagai pengolahan Petrokimia, Kilang TPPI berpotensi menghasilkan produk aromatik, baik para-xylene, ortho-xylene, bensin, toluene, heavy aromatic. Namun juga dapat menghasilkan Bahan Bakar Minyak (BBM) seperti; Premium, Pertamax, elpiji, solar, kerosene.

Dalam kesempatan tersebut, juga dihadiri PR & CSR Section Head PT. TPPI, Taheran Sidik Prabowo ST. MM bersama tim. Ditambahkan oleh Taheran bahwa pokok permasalahan yang dominan menjadi kendala dalam dunia usaha adalah pemasaran dan pengelolaan keuangan. dua hal ini sangat berpengaruh pada berkembang atau tidaknya sebuah usaha terutama bagi UMKM di Kabupaten Tuban.

"Untuk itulah kami dari CSR PT. TPPI memberikan pembekalan pelatihan khusus bagi UMKM Kabupaten Tuban dengan menghadirkan akademisi dan pakar yang ahli dalam bidang pemasaran dan pengelolaan keuangan dari Universitas Airlangga Surabaya agar dapat memberikan bekal bagi UMKM Tuban," sambung Taheran.

Pelatihan ini bertujuan tidak hanya memberikan bekal tentang pemasaran product ke pasar lokal saja, tetapi diharapkan dapat menembus pasar global. Tentunya didukung dengan pengelolaan keuangan yang baik sehingga kedepan UMKM Tuban bisa maju dan berkembang menjadi motor penggerak perekonomian di Kabupaten Tuban.

"Kita panggilkan para pakar biar langsung menerobos pasar global. Setelah pelatihan ini juga akan dilakukan pendampingan selama 6 bulan kedepan sehingga apa yang didapatkan dalam pelatihan benar-benar dapat diterapkan," tambahnya.

Pada hari kedua, pelatihan diisi oleh pemateri Dr Windijarto, SE., MBA. selaku Ketua LPMB FEB Unair dan Dr. Fitri Ismiyanti, SE., MSi. selaku Bendahara LPMB FEB Unair.

Perlu diketahui, TPPI juga sedang konsen pada pengentasan kemiskinan di Kabupaten Tuban. Salah satu kendala dalam penanggulanagan kemiskinan adalah kurangnya kompetensi masyarakat menuju kemandirian ekonomi.

Hal inilah yang menjadi dasar pemikiran tercetusnya program peningkatan kompetensi masyarakat. Sekaligus pendampingan melalui program pelatihan yang dilaksanakan dengan cara sinergitas antara perusahaan dengan pemerintah daerah.

Pelaksanaan program pelatihan ini bukan hanya bagi warga masyarakat yang mampu secara fisik, namun penyandang disabilitas juga harus diperhatikan keterlibatannya. Sebab, angka kemiskinan bukan hanya bertolak ukur dari peran serta produktivitas masyarakat yang mampu secara fisik, namun masyarakat berkebutuhan khusus juga termasuk ada di dalamnya.

"Pelaksanaan program ini bukan hanya memberikan bekal ketrampilan menjahit saja, akan tetapi juga langsung diberikan bantuan mesin jahit bagi masing-masing penyandang disabilitas. Selain itu program ini juga akan inline dengan program pendampingan UMKM yang lain, dimana nantinya satu sama lain bisa saling mengisi," tutup putra daerah Tuban. [ali/ono]