Rintis Usaha Online Camilan Pedas, Mahasiswi Ini Omsetnya Ratusan Ribu

Penulis: Fina Lailatul Fadhilah

blokTuban.com - Jiwa wirausaha memang perlu diasah sejak usia belia. Seperti kisah mahasiswi asal Dusun sumberan RT.005/RW.003, Desa Dagangan, Kecamatan Parengan, Kabupaten Tuban, Siti Alfiyanti (21).
Dari usaha online camilan pedasnya yang dirintis pada tahun 2020, remaja tersebut sudah memiliki omset ratusan ribu dalam sebulan.

Saat ini Fiya sapaan akrabnya, merupakan mahasiswi Universitas PGRI Ronggolawe (Unirow) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Angkatan 2020.

Keputusannya merintis usaha online tak lain untuk meringankan beban keluarganya. Dari omset ratusan ribu setiap bulannya, ia terus belajar ilmu manajemen keuangan, produksi, hingga pemasaran di dunia digital.

"Ide bisnis makanan saya pilih karena semua orang pasti butuh. Apalagi camilan pedas yang sekarang juga banyak peminatnya," kata Fiya kepada blokTuban.com, Kamis (2/12/2021).

Berbagai camilan yang dijualnya sekarang ada kerupuk seblak, basreng, stik basreng, kerupuk pedas, dan yang unik dan lagi trend adalah kerupuk gedebog. Untuk tingkat kepedasnnya sudah disesuaikan dengan pelanggannya.

Harga camilan yang dijual Fiya sangat terjangkau. Untuk anak SD camilan dibandrol Rp3 ribuan/bungkus, untuk teman sebaya dan orang dewasa seharga Rp5 ribu sampai Rp10 ribu/bungkus.

Selama menjalankan usahanya, perempuan ramah tersebut merasa tidak bosan dan membuat hidupnya lebih berwarna dan tidak monoton. Sebab, setiap hari selalu berinteraksi dengan konsumen yang membuatnya lebih bersemangat.

“Tidak ada kata jenuh, sebab ada tantangan setiap harinya,” bebernya.

Berjualan online, diakuinya ada resiko tersendiri terutama saat customer sudah pesan namun tidak diambil. Hal tersebut sering terjadi, dan dari sini bisa dijadikan pelajaran dan motivasi untuk lebih bersemangat dan berhati-hati kedepannya.

Selain itu, perlu diperhatikan banyaknya permintaan dari konsumen membuat gudang kehabisan stok yang membuat konsumen kecewa. Konsumen yang tidak mau menunggu bahan ready biasanya akan cancel pesanannya secara sepihak.

"Jika terjadi hal seperti itu saya bisanya mencari customer di tempat lain agar pemasaran tetap berjalan," katanya.

Fiya mengaku dalam satu bulan omsetnya bisa mencapai Rp500 sampai Rp900 ribu. Saat dirinya jarang promosi omset menurun sekitar Rp200 hingga Rp500 ribu. Kunci jualan digital adalah kemampuan promosi di sosial media harus intens.

"Dari usaha kecil-kecilan juga bisa menyukupi uang saku adiknya," tutupnya. [mu]

*Penulis adalah Mahasiswi Magang di blokTuban.com, dan sekarang masih Semester 3 Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) Unirow Tuban*.