Perbaiki Makam Bupati Pertama Tuban, Guna Tingkatkan Pengetahuan Sejarah Masyarakat

Reporter: Dina Zahrotul Aisyi

blokTuban.com - Semboyan “Jas Merah” jangan sekali-kali meninggalkan sejarah yang pernah diungkapkan Bung Karno menjadi ungkapan yang masih dijunjung oleh masyarakat hingga saat ini. Termasuk bagi warga Desa Prunggahan Wetan, Kecamatan Semanding, Kabupaten Tuban.

Di Desa Prunggahan Wetan terdapat sebuah makam yang begitu dihormati oleh warga sekitar. Makam tersebut adalah Makam Raden Aryo Dandang Wacana. Sosok yang sering disebut dengan Ki Ageng Papringan tersebut merupakan Bupati pertama yang memimpin Kabupaten Tuban di tahun 1264-1282.

“Dandang Wacana bukan hanya leluhur orang Prunggahan Wetan saja lo ya, tapi leluhurnya orang Tuban,” ujar Heri, selaku salah satu pengurus makam yang sekaligus menjabat sebagai Ketua BPD Desa Prunggahan Wetan saat ditemui pada Senin (22/11/21).

Heri mengatakan bahwa makam Dandang Wacana dibangun oleh swadaya masyarakat desa sendiri. “Dulu belum seperti ini masih banyak rumbuk-rumbuk, termasuk Gazebo ini semua warga yang gotong royong membangun,” tambahnya.

Makam yang berlokasi di Jalan Papringan, Desa Prunggahan Wetan tersebut saat ini sudah tampak asri karena terdapat taman kecil dan gazebo yang dibangun oleh masyarakat setempat.

Di sana juga terdapat sebuah slogan “Kita Ada Karena Leluhur Kita Ada” yang dijadikan pengingat untuk masyarakat agar selalu menghormati para leluhur.

Ketua BPD tersebut melanjutkan bahwa dengan dibangunnya makam Dandang Wacana masyarakat diharapkan bisa mengunjungi makam tersebut dan lebih mengenal sejarah Kabupaten Tuban.

“Terlebih untuk masyarakat yang muda-muda itu karena sungguh disayangkan kalau orang Tubannya sendiri nggak ngerti sejarah kotanya,” tambahnya.

Belakangan terakhir, terutama di akhir pekan makam sudah mulai banyak dikunjungi oleh masyarakat. Makam tersebut dibuka 24 jam sehingga di jam berapapun bisa berkunjung.

Heri juga menerangkan bahwa makam Dandang Wacana juga seringkali dijadikan sebagai lokasi edukasi untuk pelajaran sejarah.

“Ada beberapa yang ke sini untuk tugas sekolah, ini terdapat silsilah Dandang Wacana juga,” jelasnya. [din/sas]