Sardulo Budoyo, Pertahankan Kesenian Reog hingga Generasi Ketiga

Reporter : Savira Wahda Sofyana

blokTuban.com – Di zaman yang semakin modern saat ini, masyarakat cenderung lebih sering menikmati seni musik juga dianggap modern. Sehingga, kesenian tradisional mulai ditinggalkan oleh para penikmatnya. Untuk bisa bertahan, mereka tak jarang harus kompromi dengan perkembangan.

Salah satunya adalah kesenian reog yang sudah ada sejak berabad-abad yang lalu. Di Kabupaten Tuban ada beberapa paguyuban kesenian dari Ponorogo ini. Salah satunya adalah Sardulo Budoyo, grup seni reog yang berasal dari Desa Klotok, Kecamatan Plumpang, Kabupaten Tuban.

Untuk bisa bertahan dan eksis hingga saat ini, Sardulo Budoyo memadukan kesenian reog dengan aransement musik dan konsep kekinian yang terus diperbaharui.

“Cara mempertahankannya kita harus mengikuti, jadi pertama kita pakem kalau sudah pakem kita mengikuti arusnya karna kalau nggak gitu mungkin peminatnya sulit,” jelas Supriyanto Koordinator kesenian Reog Sardulo Budoyo saat ditemui blokTuban.com pada suatu ketika.

Dalam melestarikan kesenian reog agar tak tergerus zaman, ada kesulitan yang sering kali dialami oleh Sardulo Budoyo. Misalnya pada konsep penataan tarian dan musik pengiring yang harus terus diperbaharui. Meski musik khas reog tetap ada. Mereka mengandalkan referensi dari sosial media Youtube untuk mengikuti perkembangan.

“Soalnya nunggu yang dari akademis biasanya satu tahun sekali kan baru pulang. Padahal perkembangan ini kan terus, akhirnya kita referensi dari youtube saja,” terangnya.

Sardulo Budoyo saat ini merupakan generasi yang ke-3, karena grup ini lahir sekitar tahun 1970-an dan beranggotakan kurang lebih ada sekitar 30 orang.

Biasanya Sardulo Budoyo mengajak anggota pada saat ia sedang tampil di suatu acara yang ada di beberapa daerah. Sehingga anggota paguyuban ini tidak dari Desa Klotok saja, namun ada banyak seperti dari Tuban, Plumpang, Rengel, Babat dan masih banyak lagi.

“Latihannya kan nggak di daerah sini saja, jadi timbul peminat banyak daerah untuk ikut gabung,” ucapnya.

Untuk ke depannya pria ramah tersebut berharap agar pemerintah lebih memerhatikan kesenian tradisional agar lebih semangat. Sehingga bisa lebih baik dan maju lagi dibanding saat ini.

“Pihak desa sudah luar biasa mendukung. Mereka ikut merasakan kesenian ini sudah senangnya luar biasa, jadi nggak melulu soal dana saja,” tutupnya.[sav/ono]