Petani Kembangbilo Ketar-ketir Banjir Susulan, Pupuk hingga Harga Gabah

Reporter : Ali Imron

blokTuban.com - Petani Desa Kembangbilo, Kecamatan/Kabupaten Tuban mengaku ketar-ketir dengan adanya banjir susulan. Sebab hingga Sabtu (20/11/2021) sekitar pukul 15.00 Wib air masih merendam area persawahan yang ada tanamannya padi berusia 70 hari.

Ditambah Jalan Al Falah juga masih terendam air sejak hujan lebat pada Jumat (19/11) pukul 22.00 Wib. Banjir sepanjang kurang lebih 15 meter tersebut cukup mengganggu penguna jalan.

Handayani (55) petani Kembangbilo bercerita bahwa banjir besar baru terjadi semalam. Sepanjang tahun 2021 hanya terjadi banjir dengan kapasitas wajar dan biasanya air cepat surut.

"Kali ini banjirnya lebih besar dari biasanya. Sejak semalam sampai sore belum juga surut. Kami petani khawatir jika ada banjir susulan akan berdampak pada hasil panen yang tinggal 20 hari," katanya kepada reporter blokTuban.com.

Dia menduga kawasan hulu di Kecamatan Semanding resapannya sudah tidak optimal, sehingga ketika hujan lebat air langsung ke arah hilir yaitu Kecamatan Kota.

Setibanya di kawasan Desa Kebangbilo yang juga dilalui Jalur Lingkar Tuban, air hanya bertumpu pada dua saluran irigasi. Pada kenyatannya saluran yang ada tidak mampu menampung banjir bandang, dan menurut petani perlu ada peleberan dan pengerukan.

"Pengerukan saluran drainasi adalah solusi yang harus dilakukan. Kami harapkan Pemkab mendengar keluhan petani," imbuhnya sembari mengusir burung emprit yang memakan padinya.

Selain mengeluh saluran irigrasi yang sempit, petani Kembangbilo memiliki dua persoalan lagi yang tak kalah penting. Pertama pupuk mahal saat dibutuhkan dan harga gabah anjlok saat panen.

Pupuk sendiri pasokannya terbatas di kios resmi. Sementara untuk pupuk nonsubsidi pasokannya melimpah dengan harga Rp200.000 per paket.

Sedangkan untuk harga gabah, petani berharap harga bisa stabil dan tidak sampai di harga Rp.4.200 per Kg. Harga yang diharapkan petani sekitar Rp.4.700 per Kg.

"Kalau musim hujan gini harga gabah biasanya anjlok," tambahnya.

Keluhan petani Kembangbilo soal saluran irigasi telah dipikirkan oleh Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Tuban, Agung Supriyadi saat meninjau banjir di Jalan Lingkar Tuban pada Sabtu pagi.

Pemkab Tuban akan memperlebar saluran drainase yang ternyata tidak mampu menampung debit air dari hulu. Memperlebar saluran irigrasi salah satu solusinya. Selain itu mencari titik sodetan untuk memecah laju air supaya tidak menumpuk di satu saluran.

Selain itu, tanggul saluran irigrasi juga jebol diterjang banjir dan menyebabkan petani merugi. Pemkab Tuban baru bisa memperbaikinya saat kondisi kering.

"Sekarang tidak bisa diperbaiki langsung karena air banyak. Tong-tong penahan air juga hanyut karena besarnya dorongan air yang datang," imbuhnya.

Banjir di kawasan Kecamatan Kota, menurut Agung solusinya adalah Waduk Jadi. Pemkab akan terus komunikasi, karena kabar terakhir proyek tersebur diundur pengerjaannya akibat terkena refocusing Covid-19. Rencananya pembangunan akan dimulai pada 2023 yang diawali dengan pembebasan lahan, dan targetnya rampung tahun 2027. [ali/sas]