Studi: Kesepian dan Kelaparan Hasilkan Respons Serupa di Otak

Reporter: -

blokTuban.com - Otak orang kesepian merespons gambar sosial seperti otak lapar menanggapi gambar makanan. Hal ini dinyatakan dalam studi yang terbit pada Nature Neuroscience yang menunjukkan bahwa interaksi sosial mungkin sama mendasarnya dengan makanan dalam kehidupan sehari-hari.  

Melansir dari Insider, para peneliti dari Massachusetts Institute of Technology (MIT) dan Salk Institute memindai otak dari 40 orang dewasa muda yang sehat setelah 10 jam berpuasa atau dalam isolasi sosial.

Mereka menemukan bahwa setelah kesepian, respons neurologis peserta terhadap isyarat sosial mirip dengan orang lapar yang bereaksi terhadap makanan. Dalam hal ini area tertentu di otak yang terkait dengan mengidam diaktifkan.

Untuk orang yang terisolasi, gambar orang yang tertawa bersama menyebabkan reaksi area otak yang sama menyala seperti saat orang lapar melihat sepiring besar pasta.

"Hal ini menunjukkan bahwa otak menganggap interaksi sosial sebagai kebutuhan dasar, sama seperti tubuh membutuhkan makanan untuk bertahan hidup," kata Julianne Holt-Lunstad, seorang profesor psikologi dan ilmu saraf di Universitas Brigham Young yang tidak berafiliasi dengan penelitian tersebut.

"Sama seperti rasa lapar, sensasi tak menyenangkan ini memotivasi Anda untuk mencari makan dan rasa haus memotivasi untuk mencari air, sementara kesepian adalah kebutuhan biologis yang memotivasi kita untuk terhubung kembali dengan orang lain," kata Holt-Lunstad kepada Insider.

Namun di sisi lain, peneliti juga terkejut menemukan bahwa orang-orang yang kesepian menjadi lebih fokus pada kebutuhan bersosialiasai dan kurang reaktif terhadap kelaparan.

Saat kesepian mereka meningkat, mereka menjadi kurang responsif terhadap gambar makanan. Studi juga menunjukkan bahwa orang yang lapar kurang responsif terhadap gambar bersosialisasi.

Temuan terbaru ini menunjukkan bahwa hubungan antara makanan dan kesepian mungkin lebih rumit daripada yang kita duga. Oleh karena itu, diperlukan lebih banyak penelitian untuk memahami cara-cara kompleks orang mengatasi kesepian.

*Sumber: suara.com