Berawal Dari Rasa Penasaran, Kini Laris Berjualan Susu Kedelai Nayy’s Soya

Reporter : Savira Wahda Sofyana

blokTuban.com – Selain dinilai lebih menguntungkan, membuka suatu usaha sendiri bisa memacu diri  untuk terus berusaha lebih maju dan baik lagi. Terlebih di masa pandemi, masyarakat seolah berbondong-bondong untuk banting setir dengan membuka berbagai macam usaha baru.

Ada banyak usaha baru yang dilakoni saat situasi pandemi Covid-19, salah satunya usaha susu kedelai rumahan milik Siti Zuliatin. Ia memulai usahanya tersebut sejak empat bulan yang lalu.

“Sebenarnya sebelum menikah dulu saya sudah pernah jualan sari kedelai, tapi berhenti bertahun-tahun dan baru empat bulan ini mulai lagi,” ungkap Yuli saat ditemui blokTuban.com di rumah produksinya pada Kamis (4/11/2021).

Berawal dari rasa penasaran yang muncul dalam benaknya, akhirnya ia melihat berbagai resep susu kedelai dari google dan mulai mencoba untuk membuatnya sendiri.

“Awalnya pas ke pasar itu lihat ada orang jualan sari kedelai, terus pikir saya kok bisa kedelai jadi seperti itu, terus saya cari digoogle dulu belum ramai youtube, terus kok jadi, saya coba sendiri kok enak terus minta izin ke ibuk buat jualan,” jelasnya.

Saat ini susu kedelai buatannya dijajakan di pasar dan juga toko-toko yang ada di sekitar rumahnya. Setidaknya ada sekitar 11 toko yang menjualkan produknya itu.

“Yang di toko 8 yang di pasar 3, tapi nggak setiap hari orang dikasih, kalau sudah habis biasanya telpon. Kalau ada yang basi biasanya ya diganti,” sambungnya.

Susu kedelai buatannya tersebut diberi nama Nayy’s soya bukan tanpa alasan. Nama itu diambil dari nama anak perempuannya yang bernama Naya.

Biasanya susu kedelaia milik Yuli dikemas ke dalam botol yang berukuran 500 ml dan diberikan label merk lengkap dengan nomor untuk melakukan pemesanan. Selain kemasannya yang menarik susu kedelai buatan Yuli juga sangat terjangkau, hanya Rp 5 ribu perbotolnya. 

“Kalau dijual ecer biasanya Rp 5 ribu, tapi kalau untuk dijual lagi Rp 4.5 ribu kalau resellernya jualnya beda-beda, tapi rata-rata Rp 6 ribu,” imbuhnya.

Selain berjualan susu kedelai, Yuli juga berjualan aneka rasa jus buah yang dikemas dengan botol dan ukuran yang sama dengan susu kedelai. Usaha yang tengah dirintisnya tersebut, tentunya dengan izin serta dukungan dari suaminya.

“Kalau buah nggak mesti tergantung adanya buah apa, biasanya ya jus buah naga, alpukat, jambu, jeruk, mangga, kalau ada sesuai pesanan,” ungkapnya.

Yang membedakan susu kedelai buatannya tersebut ada pada teksturnya yang tergolong lebih kental dari susu kedelai pada umumnya. Selain itu apabila diminum dengan ukuran yang banyak tidak membuat enek ditenggorokan karena rasa manis tidak mendominasi. 

Setiap harinya Yuli selalu memproduksi susu kedelai dengan jumlah yang tidak menentu, wanita ramah tersebut mengaku bahwa saat ini usaha yang dibukanya sedang mengalami penurunan.

“Sekarang omzetnya menurun, entah bosen atau ada faktor lain, jadi saya kirim ke pasar, soalnya kalau di pasar kan orangnya banyak nggak cuma itu-itu aja, sebelumnya itu bisa sampai 70 botol sehari,” tutupnya. [sav/ono]