Keluarga Korban Tenggelamnya Perahu Penyeberangan di Sungai Bengawan Solo Gelar Ritual Adat

Reporter: Khoirul Huda

blokTuban.com - Keluarga korban tenggelamnya perahu tambangan yang penyeberangkan sekitar 20 orang dari Kecamatan Rengel, Kabupaten Tuban-Kecamatan Kanor, Kabupaten Bojonegoro menggelar ritual adat.

Ritual adat tersebut digelar oleh keluarga korban di tepi sungai Bengawan Solo turut Desa Ngadirejo, Kecamatan Rengel dengan harapan korban bisa segera ditemukan dengan kondisi selamat.

[Baca juga: Selamat dari Malapetaka, Motor Pemberian Anak Tenggelam ]

Salah satu keluarga korban yang menggelar ritual adat menyiramkan air dari rumah ke sungai Bengan Solo adalah Sodikin anak dari Sutri (60) korban asal Desa Maibit, Kecamatan Rengel, Kabupaten Tuban.

"Dengan ini semoga ibu saya segera ditemukan dalam keadaan selamat," terang Sodikin usai melakukan ritual adat siram air, Rabu (3/11/2021) sore.

Dia mengungkapkan, ibunya menjadi salah satu korban tenggelamnya perahu penyeberangan itu ketika hendak menghadiri acara hajatan di wilayah Kecamatan Kanor, Kabupaten Bojonegoro.

"Ibu saya tadi mau ke acara hajatan di Kanor," imbuh Sodikin.

Sebelumnya, dia juga tidak mendapati adanya firasat apapun terkait musibah yang menimpa keluarganya tersebut. Dan setelah mendapatkan kabar itu dia langsung ke sungai Bengawan Solo untuk menunggu ibunya ditemukan.

Sebatas diketahui, berdasarkan informasi yang disampaikan oleh Bupati Tuban, Aditya Halindra Faridzky, korban yang berhasil diselamatkan dalam kejadian itu jumlahnya ada sebanyak 10 orang.[hud/sas]