Ini Skenario TPPI Membangun dan Hijaukan Tuban

Reporter : Ali Imron

blokTuban.com – Adanya peringatan dari BMKG datangnya La Nina di bulan November 2021 sampai Februari 2022, membuat Pemerintah Provinsi Jawa Timur dan Pemerintah Kabupaten Tuban bekerjakeras mencegah dampak bencana yang meluas.

Diantara upaya untuk mencegah banjir dan mengembalikan ekosistem di Kabupaten Tuban, yakni dengan menanam pohon di kawasan Pantai Sowan, Desa Bogorejo, Kecamatan Bancar, Tuban pada tanggal 28 Oktober 2021 kemarin. Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa, Bupati Tuban, Aditya Halindra Faridzky, dan Bupati Lamongan serta beberapa undangan penting hadir langsung dalam gerakan penanaman tersebut.

Termasuk GM PT. Trans Pacific Petrochemical Indotama (TPPI), Presdir PT. PRPP, SM of Unit Public Relation & CSR PT Semen Indonesia (Persero) Tbk, dan PT. Pertamina Hulu Energi Tuban East Java (PHE TEJ).

Dalam mendukung ekosistem dan daya dukung lingkungan sesuai harapan Gubernur Jatim dan Bupati Tuban, TPPI setiap tahun memiliki program menanam 1.000 pohon. Tak hanya menanam, persoalan sampah juga tidak dikesampingkan perusahaan yang saham mayoritas dikuasai PT. Pertamina (Persero).

“Kami telah membangun Tempat Pembuangan Sampah (TPS) di Desa Remen dan Tasikharjo untuk mengurangi jumlah sampah. Rencana dalam waktu dekat akan dibangun lagi satu TPS sekaligus menyiapkan tempat sampah, terutama di wilayah wisata pantai agar pengelolaan sampah di tempat wisata bisa lebih tertib dan pengunjung tidak membuang sampah di laut,” tutur PR & CSR Section Head PT TPPI Tuban, Taheran Sidik Prabowo, ST.MM kepada reporter blokTuban.com, Sabtu (30/10/2021).

Setelah program menanam dan penanganan sampah, perusahaan yang ditargetkan Pertamina sebagai penghasil Petrokimia terbesar di Asia Tenggara sedang mencari terobosan agar dapat mengolah tanaman menjadi produk jadi. Sebagai contoh tanaman kayu putih agar bisa diolah di Kabupaten Tuban.

“Dengan demikian akan menumbuhkan kesadaran petani untuk menanam tanamn kayu putih yang memiliki dua manfaat. Pertama sebagai penghasil tambahan masyarakat dan kedua secara tidak sadar sudah melaksanakan program penghijauan atau pencegahan banjir,” imbuh pria asli Tuban ini. 

Sebelumnya melalui program Corporate Social Responsibility (CSR) bidang perberdayaan masyarakat, Taheran menambahkan bahwa TPPI telah melakukan budidaya jeruk lemon California yang ditanam pada lahan kas desa seluas satu hektare dengan jumlah 1.100 tanaman yang berjarak 3 meter setiap tanaman. Program peningkatan ekonomi masyarakat sekitar kilang ini juga secara tidak langsung mendukung pemanfaatan lahan desa lebih produktif dan penghijauan.

Jenis tanaman tersebut dipilih setelah melalui kajian yang cukup mendalam mulai dari kesesuaian tanah, kemudahan perawatan, jangka waktu panen hingga pemasarannya. Pilot project yang digagas oleh CSR TPPI ini mungkin baru pertama kali di Kabupaten Tuban setelah melakukan studi banding di Kabupaten Magetan dan Trenggalek.

“Tanaman jeruk lemon yang melibatkan kelompok tani di Desa Tasikharjo, Kecamatan Jenu ini diharapkan dapat menjadi titik tolak perubahan metode cara bertani konvensional menjadi petani modern. Dimana tanaman jeruk ini dapat dipanen mulai usia 1 tahun hingga 25 tahun ke depan," katanya.  

Setelah usia satu tahun, jeruk lemon mulai berbuah dan hasil panen akan dibeli dengan sistem kontrak harga selama tiga tahun oleh perusahaan rekanan. Setelah tiga tahun akan diperpanjang kontrak lagi dengan penyesuaian harga saat itu.

Jenis, kualitas dan ukuran jeruk juga tidak menjadi masalah bagi perusahaan, semua akan dibeli. Hal ini dikarenakan pasar jeruk lemon tidak hanya untuk dikonsumsi sebagai buah murni saja, tetapi juga untuk bahan baku kosmetik, minuman dan pencuci piring sehingga pangsa pasar jeruk lemon sangat luas dan berjangka panjang.

Kalau petani konvensional setelah tiga bulan panen sudah bingung mencari dana untuk memulai tanam lagi, petani jeruk lemon akan panen setiap bulan dan akan memulai menanam lagi setelah 25 tahun yang akan datang dengan perkiraan hasil panen setiap bulan sebesar Rp30-40 juta per bulan untuk lahan seluas 1 hektar.

“Nanti akan dilanjutkan dengan menanam lahan kedua dengan jumlah 1.000 pohon jeruk lemon lagi. Kedepan kami juga akan bersinergi dengan Pertamina Rosneft dan Semen Indonesia untuk bersama-sama membangun dan menghijaukan Kabupaten Tuban,” terangnya.

Senada diungkapkan Presiden Direktur PT Pertamina Rosneft Pengolahan dan Petrokimia (PT PRPP), Kadek Ambara Jaya. Sebagai salah satu perusahaan yang nantinya akan beroperasi di Tuban melalui kilang BBM yang terintegrasi dengan petrokimia, PRPP mendukung setiap langkah yang diambil oleh pemerintah  Kabupaten Tuban, maupun pemerintah Provinsi Jawa Timur dalam rangka pelestarian lingkungan dan restorasi ekosistem di Tuban khususnya dalam hal ini sebagai upaya dalam pengendalian banjir di Tuban.

  Upaya pengendalian banjir yang,efektif, efisien, dan berkesinambungan serta dapat dirasakan manfaatnya secara jangka panjang tidak lain dan tidak bukan adalah dengan dilakukannya upaya pelestarian lingkungan melalui penanaman pohon yang befungsi sebagai resapan air serta penumbuhan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kelestarian alam.

  “Sejalan dengan hal di atas PRPP juga berkomitmen untuk mendukung upaya-upaya pelestarian lingkungan. Beberapa upaya yang dilakukan oleh PRPP terkait hal tersebut antara lain melalui program penanaman 20,000 cemara laut di 3 Desa di Kecamatan Jenu pada awal tahun 2021, pengembangan rancang desain kilang Tuban berbasis prinsip Green Refinery, serta integrasi prinsip ESG (Environment, Social, & Governance) dalam setiap aktivitas perusahaan,” pungkas Kadek. [ali/sas]