Songsong HJT ke-728, Unirow Gelar Diskusi Permasalahan Pesisir Tuban

Reporter : Ali Imron

blokTuban.com – Universitas PGRI Ronggolawe (Unirow) Tuban bekerjasama dengan Universitas Brawijaya Malang menggelar diskusi publik dengan tajuk permasalahan pesisir dan solusinya di Kabupaten Tuban, Sabtu (23/10/2021).

Pertemuan ilmiah tersebut digelar dalam rangka menyongsong Hari Jadi Tuban (HJT) ke 728 tahun 2021. Dengan tujuan mewujudkan visi dan misi kampus, meningkatkan skill dosen dalam keilmuannya, memberi pengalaman dosen dan mahasiswa di luar kampus.

Dalam diskusi selain hadir para pakar dari UB, juga hadir perwakilan Pemerintah Kabupaten Tuban seperti Dinas Perikanan dan Peternakan, maupun Dinas Lingkungan Hidup (LH) Tuban. Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI), Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Tuban, Rukun Nelayan (RN), akademisi Unirow dan mahasiswa.

Rektor Unirow Tuban, Supiana Dian Nurtjahyani dalam keterangan persnya mengatakan, dalam dua bulan terakhir telah terjalin kersama antara UB, Unirow dan Pemkab Tuban. Bentuk kegiatannya bukan wujud Tri Dharma semata, akan tetapi juga pengembangannya.

“Kami selaku lembaga pendidikan tinggi ikut andil dalam menangani persoalan pesisir Tuban beserta solusinya. Diantaranya fokus pada penanganan limbah,” tutur Dian kepada blokTuban.com.

Melalui Progam Studi (Prodi) Perikanan dan Kelautan, dan Mipa, Unirow selama ini secara rutin ikut menangani permasalahan pesisir. Misalnya penelitian terkait kebijakan, pengabdian masyarakat, reklamasi, konservasi lingkungan, maupun bersih pantai.

Ke depan lanjut Dian, bahwa kerjasama dengan perguruan tinggi lain akan ditingkatkan. Sebelum dengan UB, Unirow sendiri telah bekerjasama dengan ITS maupun Universitas Airlangga (Unair).

“Ini merupakan suatu berkah karena UB mau bermitra dengan Unirow dalam hal dosen berkarya,” imbuh dosen perempuan pertama di Unirow itu.

Kabupaten Tuban dengan garis pantai sepanjang 65 Kilometer, menurut Dian memiliki ragam permasalahan berbeda. Mulai dari kebijakan bagaimana tentang regulasi pengaturan daerah pesisir, maupun tentang ekonomi masyarakat di saat badai Pandemi Covid-19. Tak kalah pentingnya hadirnya Kilang GRR Tuban di Kecamatan Jenu, tentunya masyarakat setempat terdampak dengan adanya reklamasi maupun relokasi.

Salah satu solusi yang telah dilakukan Unirow beberapa waktu lalu dengan memberikan pelatihan kepada petani yang kehilangan sawahnya. Seperti kerajinan, pembuatan abon, dan nuget.

Abrasi pantai di Tuban juga tidak dapat disepelekan, dan Unirow rutin melakukan konservasi biru di lautan dan konservasi hijau di daratan dengan penanaman mangrove dan cemara udang.

Permasalahan lainnya adalah penangkapan ikan yang besar-besaran dengan jaring harimau yang mengalahkan nelayan kecil. Kemudian pasca panen ikan kecil yang sulit pemasarannya, Unirow telah memberi solusi dengan alat pemotong ikan rucah dimanfaatkan untuk pupuk, bahan pangan.

“Sisa ikan dan sisik juga dapat diolah menjadi pupuk organik dan telah diberi pelatihan. Begitupula rumput laut bisa dibuat sabun, dan dodol. Gayung bersambut upaya yang telah dilakukan Unirow sekarang digandeng UB,” terangnya.

Sementara Guru Besar UB, Amin Setyo Leksono menambahkan, UB merintis kerjasama dengan Pemkab Tuban dan Unirow sejak tahun 2014. Baik di bidang perikanan, peternakan dan birokrasi. Bersama Unirow, UB merintis kerjasama penjaminan mutu.

“Untuk dosen berkarya ini kami membawa para pakar untuk terjun langsung melihat persoalan yang dihadapi masyarakat dan memberikan solusinya. Sebelumnya tim Pemkab dan Unirow ke UB untuk sharing, kemudian mereka pulang melakukan inovasi dan memberikan solusi masalah di Tuban dan Unirow pada khususnya,” sambung Amin.

Diketahui, diskusi berlangsung offline dan online yang bertempat di Gedung Rektorat Unirow Lantai 2. Sedangkan peserta online dapat bergabung melalui zoom dan berpartisipasi melalui youtube resmi Unirow. [ali/ono]