Jadi Pembina Apel Peringatan Hari Santri, Rektor IAINU Tuban Ubah Karakter

Reporter : Khoirul Huda

blokTuban.com - Rektor Institut Agama Islam Nahdlatul Ulama (IAINU) Tuban, Akhmad Zaini, S.Ag, M.Si., mengajak semuanya mempunyai karakter memberi. Sehingga, dalam semua gerak dan perilakunya, punya niat untuk terus memberi, bukan bermental peminta. 

‘’Jadi, harus ada perubahan mental, selalu ingin memberi, maka akan ditakdirkan mampu memberi, sebaliknya, jika selalu berharap mendapat sesuatu, maka akan ditakdirkan hidup menggantungkan dari pemberian orang lain,’’ ujar Akhmad Zaini saat memberikan amanat dalam apel peringatan Hari Santri Nasional, Jumat (22/10/2021).

Apel yang digelar di halaman rektorat IAINU Tuban itu dilaksanakan oleh civitas akademika perguruan tinggi di bawah naungan Nahdlatul Ulama (NU) ini. Selain rektor dan para pembantu rektor, peserta apel terdiri dari para dekan, dosen, karyawan dan mahasiswa. Selain itu juga siswa dan guru Madrasah Ibtidaiyah Nahdlatul Ulama (MINU) yang merupakan bagian dari IAINU.

Sebagai pembina apel, Akhmad Zaini mengingatkan bahwa peringatan Hari Santri bukan sekadar apel. Namun, harus diresapi dan diteladani perjuangan dan pengorbanan para ulama, kiai dan santri saat itu. 

Pria yang juga Wakil Ketua PC NU Tuban ini mengaja bersyukur bahwa kondisi saat ini semakin baik. Sehingga, peringatan Hari Santri bisa digelar dengan baik. Peringatan Hari Santri menurut dia, mengingatkan pada kita bahwa para ulama dan santri telah memberikan ikrar santri dan memberikan pengabdian dan pengorbanan tertinggi pada agama dan bangsa.

‘’Karakter mulia ini harus diteladani, dan selalu instropeksi sejauh mana kita telah meneladani pada ulama, kiai dan satri terdahulu itu. Semangatnya luar biasa karena Allah rela angkat senjata, korban jiwa raga, harta demi tegaknya islam dan bangsa negara,’’ tambahnya.

Karena itu,  santri harus siap mempertahankan dan meneruskan  perjuangan tersebut. Jika ada kelompok atau pihak yangg tidak tahu sejarah, lalu mau mendirikan negara  yang tidak sesuai dengan bentuk negara yang dicita-citakan dan diperjuangan para  ulama, maka santri harus berani melawan dan membela.

“Bangsa ini akan maju jika warga negara dan penduduknya siap berkoban, siap memberi kontribusi bukan ingin dapat sesuatu. Karena kegaduhan selama ini ujung-ujungnya karena banyak yang ingin mendapat, bukan untuk memberi.

‘’Jadi, bermentallah memberi, jangan selalu meminta,’’ tandasnya.

Apel Hari Santri, selain diisi amanat pembina apel, juga dibacakan Ikrar Santri, Resolusi Jihad, menyanyikan lagu Hari Santri dan Subanul Wathan. Apel ditutup oleh doa yang dibaca KH. Kasduri dosen IAINU Tuban yang juga pimpinan di PC NU Tuban.[hud/ono]