Sendang Widodaren, Joko Tarub, Tempat Bertemunya dengan Tujuh Bidadari

Reporter: Savira Wahda Sofyana

 

blokTuban.com – Setiap daerah memang memiliki berbagai cerita legenda masa lalu, tak terkecuali di Kabupaten Tuban. Rupanya di kabupaten ujung barat Jawa Timur ini terdapat sendang petilasan Joko Tarub yang disebut-sebut sebagai tempat bertemunya Joko Tarub dengan tujuh Bidadari.

 

Joko Tarub yang memiliki nama asli Kidang Telangsah dipercaya merupakan anak dari Syech Maghribi dan diadopsi oleh seorang janda yang tidak mempunyai anak, karena rumah janda tersebut atapnya terbuat dari daun kelapa yang dibuat tarub, maka akhirnya anak tersebut dinamakan Joko Tarub.

 

“Suatu saat janda tersebut punya rumah, rumahnya dikasih dari daun kelapa dibuat tarub, maka anak itu kemudian dinamakan Joko Tarub, padahal nama aslinya adalah Kidang Telansah karena meniru ibunya sedang menjalani puasa kidang telansah di tanah,” ucap Salam (53) salah satu Perangkat Desa Sumberagung, Kecamatan Plumpang, Tuban saat ditemui blokTuban.com pada Minggu (10/10/2021).

 

Pada saat ia sudah beranjak dewasa, menurutnya Joko Tarub pergi berburu burung di tengah hutan, dan tanpa sengaja bertemu tujuh bidadari yang sedang mandi di sendang tersebut. Salah satu dari tujuh bidadari itu bernama Nawang Wulan yang menikah dengan Joko Tarub hingga mempunyai seorang putri bernama Ningsih.

 

“Setelah ia dewasa sampai berumur 19 tahun, di semak-semak itu dilihatlah ada tujuh orang, ini dari segi historisnya atau fiktifnya bahwasanya salah satu bajunya diambil oleh Joko Tarub, dicuri dan disimpan di rumahnya,” katanya.

 

Itulah mengapa sendang tersebut dikenal sebagai Sendang Petilasan Joko Tarub. Sendang tersebut berada di tengah hutan yang berada di Desa Sumberagung, Kecamatan Plumpang, Kabupaten Tuban.

 

Diera tahun 80 an sendang tersebut sempat menjadi obyek wisata yang ramai dengan pengunjung, namun saat ini kondisi dari tempat wisata tersebut cukup memprihatinkan.

 

”Dulu itu dibuat taman karena tanah itu dimiliki oleh Pemda, setelah Pemda geger sama warga kampung karena tanah itu bukan tanah Pemda, tapi tanah warga desa dan sidang dimenangkan oleh desa, setelah itu apa-apanya kan diambil oleh Pemda lagi, dan akhirnya kosong karena orang desa tidak mampu membangun itu lagi,” jelasnya.

 

Menurut kepercayaan masyarakat yang beredar, seseorang yang mandi menggunakan air dari sendang tersebut maka tidak lama kemudian akan bertemu dengan jodohnya. 

 

“Ini kata orang ya, kalau orang sulit mendapatkan jodoh laki-laki sama perempuan, banyak orang yang ambil air disitu dibawa pulang untuk mandi, katanya nggak lama sudah mendapatkan jodoh, itu di Sendang Widodaren, itukan ada sendangnya seperti itu terus ada tempatnya sabun ada tangan njelarit seperti ini juga,” tutupnya. [sav/col]