Anak Korban Covid-19 Diajak Satlantas Tuban Main Badut dan Berwisata

Reporter: Ali Imron

blokTuban.com - Bermain merupakan ajang yang baik bagi anak untuk belajar menahan atau menyalurkan emosinya. Sejak dini anak juga perlu dilatih untuk mengendalikan dirinya, menahan diri dari keinginannya sekaligus sarana untuk relaksasi.

Perkembangan kognitif dapat dibentuk melalui bermain konsep, warna, bentuk, ukuran, jumlah dan lain-lain. Dari situlah kognitif anak akan berkembang. Begitupun perkembangan fisik secara otomatis dalam bermain fisik atau tubuh anak akan bergerak. Dari gerakan-gerakan tersebut motorik anak akan berkembang, sehingga anak dapat memiliki kecakapan motorik dan kecakapan pengindraan yang baik.

Di masa Pandemi Covid-19, Polres Tuban mencatat ada 60-70 anak yang menjadi yatim/piatu karena orang tuanya meninggal dunia terpapar corona. Masa depan anak-anak tersebut tentu harus diselamatkan, salah satunya langkah awal dengan menghilangkan sedikit demi sedikit rasa traumanya.

"Ada puluhan anak yatim/piatu yang kami ajak main badut sambil berwisata. Masa depan anak-anak ini masih panjang sehingga harus diselamatkan," ujar Kasatlantas Polres Tuban, AKP Arum Inambala kepada blokTuban.com, Jumat (17/9/2021).

Bertolak dari Polres Tuban, rombongan yatim piatu jalan-jalan bersama badut dan polisi menggunakan kendaraan Polres memutari Kota dari Jalan Dr. Wahidin Sudirohusodo, Jalan Agus Salim, Jalan PB. Sudirman, dan Jalan Daendles Palang menuju Pantai Kelapa Panyuran.

Dikatakan Arum bahwa kahadiran badut-badut kali ini untuk menghibur yatim piatu. Selain dapat menunjukkan pertunjukan sulap, anak-anak yang mampu menjawab tebak-tebakan juga mendapat hadiah dan momentum keceriaan semacam ini perlu diadakan secara berkelanjutan.

Sebagai contoh saat berwisata di Pantai Kelapa yang ada di Kelurahan Panyuran, Kecamatan Palang. Badut sengaja melempar pertanyaan siapa yang hafal surat Al Ikhlas dan tak lama ada dua anak laki-laki yang sanggup menghafal.

Disusul dengan pertanyaan siapa yang hafal surat An-Nas, tanpa ragu dua anak perempuan langsung mampu mengafal dan mendapat hadiah. Setelah itu, giliran Polwan Satlantas juga tak kalah seru memberi tebak-tebakan arti rambu lalu lintas.

Tanpa ragu yatim piatu dari berbagai kecamatan di Tuban yang diajak main badut dam berwisata di Pantai Kelapa cerdas dan mengetahui simbol dilarang parkir dan dilarang stop/berhenti.

"Keceriaan anak-anak sekilas telah kembali saat diajak bermain dan wisata. Semoga kesedihan yatim piatu di Tuban tidak berlarut-larut," imbuh Arum.

Salah satu anak yang diajak jalan-jalan Satlantas, Riza Ardian (13) mengaku senang karena sudah lama tidak berwisata. Diharapkan kegiatan semacam ini berkelanjutan dan memberi manfaat.

"Senang karena dapat hadiah dan jalan-jalan sama polisi," sambung Ardian.

Sebelum berwisata, puluhan yatim piatu diangkat sebagai anak asuh oleh anggota Polres Tuban. Satu anak akan diasuh satu polisi dengan diberi perhatian, kasih sayang dan dukungan pendidikan hingga masa depannya cerah.

Pengangkatan anak asuh tersebut digelar bersamaan perayaan HUT Lalu Lintas Bhayangkara ke-66 di Gedung Satya Sanika Polres Tuban. Bertajuk Polantas yang presisi, tangguh dan tumbuh di era kenormalan baru.

Dihadiri Kapolres Tuban, AKBP Darman, Bupati Tuban, Aditya Halindra Faridzky, Dandim 0811 Tuban, Letkol Inf. Viliala Romadhon serta sejumlah pimpinan OPD Tuban, kegiatan diawali dengan pemberian selempang simbolis bertuliskan anak asuh Polantas.

Dilanjutkan pemberian bingkisan berisi Sembako dan uang tunai sebagai motivasi kepada yatim piatu setelah kehilangan orang tuanya selama pandemi di Kabupaten Tuban. [ali/col]