Menjaga Tradisi, Berbagi Takjil Bubur Suro Sunan Bonan

Reporter: Nur Malinda Ulfa

blokTuban.com – Tradisi berbagi takjil bubur suro sunan bonang, masih tetap dilestarikan hingga saat ini. Menjadi momen yang paling ditunggu dan dinanti warga masyarakat Tuban, setiap bulan Suci Ramadan.

Bubur suro memiliki aroma yang khas dari perpaduan rempah- rempah, kelapa tua, garam, kayu manis yang kemudian menghasilkan rasa yang gurih dan nikmat.

“Bubur suro ini rasanya sangat gurih, aromanya khas kaya akan rempah. Demi menjaga rasa dan nilai, kami memasak dengan menggunakan tungku yang berbahan kayu bakar, tanpa menggunakan gas,” kata Imam Ali Tamam kepada Reporter blokTuban saat dijumpai di kompleks makam Sunan Bonang atau Syekh Maulana Makhdum Ibrahim, Kamis (15/4/2021).

Imam menambahkan, tradisi berbagi takjil selalu dilakukan setiap tahun, ketika bulan Suci Ramadan. Namun, saat masa pandemi tradisi ini sementara diberhentikan, karena penutupan area makam serta mencegah berkerumun.

Untuk Proses pembuatannya dibagi menjadi dua, menggunakan wajan kuningan berukuran besar. karena setiap hari mereka menghabiskan 12 Kilogram beras, 6 Kilogram daging sapi, 6 Kilogram tulang sapi maupun kambing, dan 10 butir kelapa. Oleh sebab itu hanya menggunakan satu wajan tidaklah cukup.

“Bersyukur alhamdulillah, tahun ini bisa buat acara bagi takjil lagi. Pastinya dengan menerapkan protokol Kesehatan yang ketat. Warga yang mau mendapatkan bubur suro, harus menaruh wadah nya di tempat yang ditentukan panitia. Kemudian, nanti panitia yang akan mengambilkan buburnya. Biar tidak terjadi kerumunan,” pungkasnya.

Bubur nantinya akan dibagikan setelah salat asar, tiap warga diwajibkan membawa wadah sendiri. Nantinya panitia hanya menyediakan 30 piring bubur suro, yang dikhususkan untuk buka bersama di area masjid makam Sunan Bonang.

“Setiap tahunnya saya selalu ikut mengantri mendapatkan bubur suro, rasanya yang khas dan gurih membuat ketagihan. Tahun kemarin kebetulan tidak ada, jadi saya rada sedih. Tapi sekarang alhamdulillah sudah ada lagi,” ujar Musri, salah satu warga Komplek Sunan Bonang. [mal/sas]