Sempat Putus Asa, Penyandang Difabel Ini Kembali Semangat setelah Mendapat Kaki Palsu

Reporter: Nur Malinda Ulfa

blokTuban.com – Sempat putus asa karena kehilangan kaki kirinya, Suarso (45) kini bersyukur mendapatkan kaki palsu. Pemberian kaki palsu itu dari kerjasama antara Unirow, Tuban Humanity, Ruang Pasien Surabaya, dan Yayasan Rengganis Jember.

Fisik yang tidak sempurna, membuat Suarso sempat alami keterpurukan. Warga asal Kecamatan Kerek, Tuban, Jawa Timur ini sempat merasa tidak memiliki semangat hidup. Namun berkat istri dan anaknya, Suarso Kembali bangkit dan bersemangat hidup.

Pria yang hanya memiliki satu kaki ini sehari-harinya bekerja sebagai petani. Dia menceritakan kisahnya, saat itu ia bekerja sebagai penambang batu phospat, yang berlokasi tidak jauh dari tempat tinggalnya. Saat bekerja, dia mengalami kecelakaan hingga harus kehilangan kaki kirinya.

 "Awal mula kena musibah saya syok, apalagi kemudian saya diberitahu dokter jika salah satu kaki harus diamputasi, dan ini separuh badan saya luka berat, hampir tidak fungsi," ujar Suarso, saat ditemui Reporter blokTuban.com di depan gedung Unirow. 

Namun, perlahan Suarso mencoba untuk bangkit. Suarso kemudian berusaha mencari pekerjaan lain yang mampu ia kerjakan, yaitu bertani. 

Dan dibantu oleh sang istri yang ikut bekerja sebagai buruh harian untuk biaya sehari-hari, dan biaya anaknya yang masih menempuh pendidikan di bangku SMP. Serta mengandalkan bantuan dari para tetangganya, yang memberikan pekerjaan untuk Suarso. 

“Alhamdulillah, masih banyak yang membantu. Para tetangga masih sering menghubungi saya untuk pekerjaan yang ringan. Kalau berat saya nggak mampu,” ungkapnya.

Berkat bantuan Pri dan Titin, yang merekomendasikan Suarso untuk mendapatkan kaki palsu gratis dia menerima bantuan. 

Suarso merasa sangat bersyukur dan sangat berterimakasih kepada saudara serta tetangganya yang sudah membantunya selama ini.

 "Mas Pri yang bantu, sama mbak Titin, saya sangat bersyukur sekali," tambahnya. 

Kejadian yang menimpa dirinya, membuat Suarso menyadari betapa beratnya kehilangan kaki. Sehingga ia memutuskan untuk terus bersemangat dan meyakinkan diri.

 "Berat sekali harus kehilangan kaki, tapi saya tetap semangat dan bersyukur, masih banyak orang yang kurang beruntung seperti saya. Harapan saya setelah mendapat kaki palsu ini, agar giat bekerja dan semoga kedepan banyak kegiatan seperti ini yang membantu semua orang yang punya kekurangan seperti saya," pungkasnya.

Hal yang sama oleh dialami Suriyem, wanita asal Kelurahan Ronggomulyo,Kecamatan Tuban ini merasa sangat beruntung bisa mendapatkan bantuan kaki palsu.

“Alhamdulillah, saya sangat bersyukur diberikan kaki palsu ini. Semoga bisa jalan lagi dan dapat melakukan aktivitas sehari-hari,’’ katanya. 

Setahun lalu kakinya harus diamputasi karena terkena diabet, dia sempat sedih dan putus asa. Tapi berkat bantuan dari Unirow Tuban, Tuban Humanity, Ruang Pasien Surabaya, dan Yayasan Rengganis Jember dia bisa kembali berjalan dengan kaki palsunya. 

‘’Alhamdulillah senang,” tandasnya.[ulf/ono]